20 Tahun Terkubur, Senjata Malapetaka Pembunuh Tentara Amerika Ditemukan di Aceh
- Kodam Iskandar Muda
VIVA – Seorang warga Pidie, Aceh baru saja mendatangi markas Komando Distrik Militer (Kodim) 0102/Pidie.
Warga itu datang ke kodim bukan untuk silaturahmi biasa, tapi menyerahkan sebuah benda berbahaya yang secara tak sengaja ditemukannya.
Berdasarkan siaran resmi penerangan Kodam Iskandar Muda dilansir VIVA Militer, Senin 26 Mei 2025, benda itu sepucuk senjata laras panjang otomatis jenis M16A1 lengkap dengan magazennya.
Senjata api buatan Amerika Serikat itu ditemukan terkubur dalam tanah saat warga itu membersihkan kebun miliknya.
VIVA Militer: Mayjen TNI Niko Fahrizal periksa senjata temuan warga
- Kodam Iskandar Muda
Menurut Dandim Pidie, Letnan Kolonel Inf Andi Irsan, warga itu menyerahkan senjata api secara sukarela kepada prajurit TNI, karena ia menyadari betapa berbahaya benda itu.
Setelah menerimanya, Letkol Inf Andi Irsan membawa senjata itu dalam apel komandan satuan yang dilaksanakan di Markas Kodam Iskandar Muda, dan menyerahkannya kepada Pangdam IM, Mayor Jenderal TNI Niko Fahrizal.
Mayjen TNI Niko Fahrizal menyebut senjata itu merupakan peninggalan konflik bersenjata di Aceh yang terjadi 20 tahun lalu.
"Kami sangat mengapresiasi kesadaran masyarakat yang telah menyerahkan senjata api sisa konflik secara sukarela. Ini adalah cerminan dari keberhasilan pendekatan persuasif dan pembinaan teritorial yang telah lama kami jalankan di seluruh jajaran Kodam IM," kata Mayjen TNI Niko Fahrizal.
VIVA Militer: Mayjen TNI Niko Fahrizal periksa senjata temuan warga
- Kodam Iskandar Muda
Perlu diketahui, M16A1 mulai diproduksi Amerika Serikat untuk kebutuhan militernya pada tahun 1963 untuk menggantikan AR15. Senjata serbu ini menjadi andalan AS saat perang Vietnam.
Namun sayangnya, senjata yang telah diproduksi hingga 8 juta pucuk ini justru membuat militer Amerika kehilangan banyak prajuritnya.
Di awal kemunculannya di medan perang, senjata banyak justru menjadi malapetaka bagi tentara AS. Banyak yang meregang nyawa karena senjata sering macet saat kontak senjata dan banyak yang tewas saat mencoba memperbaikinya.
Setelah dilakukan perubahan sistem, senjata ini akhirnya menjadi pembunuh paling mengerikan di dunia, terbukti lebih dari 70 negara menjadi pengguna senjata ini termasuk dipakai TNI.