Pasar LCGC Lagi Hadapi Masa Sulit, Begini Kata Bos Daihatsu
- VIVA/Yunisa Herawati
Tangerang, VIVA - Segmen mobil murah ramah lingkungan atau Low Cost Green Car (LCGC) mengalami penurunan kontribusi penjualan pada tahun ini. Data terbaru dari Daihatsu menunjukkan, pangsa pasar LCGC turun dari 21,5 persen menjadi sekitar 18 persen di periode yang sama tahun lalu.
“Komposisi tahun lalu periode yang sama 21,5 persen. Tahun ini turun hanya sekitar 18 persen. Jadi ada penurunan,” ujar Corporate Communication Director dan Marketing Director ADM, Sri Agung Handayani di ICE BSD, Tangerang.
Menurutnya, tren penurunan ini erat kaitannya dengan kondisi daya beli masyarakat Indonesia yang belum sepenuhnya pulih, terutama bagi pembeli mobil pertama yang sangat sensitif terhadap harga dan skema pembiayaan.
“Penurunan LCGC lebih dipengaruhi daya beli di Indonesia yang belum membaik, kedua mungkin kondisi leasing, NPL belum normal, sehingga requirement pembelian untuk DP itu tidak bisa seperti dulu lagi,” jelasnya.
Agung menambahkan, mayoritas konsumen LCGC adalah pembeli pemula yang sangat bergantung pada kemudahan kredit dan cicilan ringan. “Pembeli pertama sangat berpengaruh dengan income, kemampuan melakukan kredit. Jadi LCGC kurang lebih seperti itu,” imbuhnya.
Meski begitu, Daihatsu tetap mempertahankan posisinya sebagai pemain utama di segmen ini. Model **Daihatsu Sigra** masih menjadi tulang punggung dengan pencapaian luar biasa. “Tapi Sigra tetap nomor satu, market share-nya 57 persen,” kata Agung.
Ia menegaskan, fokus Daihatsu bukan sekadar mengejar angka penjualan, melainkan berkomitmen mendukung program peningkatan motorisasi nasional dengan mendorong kepemilikan mobil pertama.
“Kenapa Daihatsu fokus pada first car buyer? Karena kita commit peningkatan motorisasi, bukan second buyer yang additional atau replacement,” ujarnya.
Dengan berbagai tantangan yang ada, Daihatsu tetap yakin pasar LCGC akan terus dibutuhkan, selama produsen konsisten menawarkan solusi yang terjangkau dan relevan bagi konsumen pemula.