Alasan Pemerintah Desak Produsen Otomotif Lokalisasi Produk
- Antara/Zabur Karuru
VIVA.co.id – Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian RI terus mendesak agar para pelaku industri otomotif global melakukan investasinya dengan cara melokalisasi produknya di Indonesia.
Hal ini diungkapkan Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian RI, I Gusti Putu Suryawirawan saat ditemui wartawan di acara International Trade Exhibition for Auto Part, Accessories, and Vehicle Equip (Inapa) 2016, di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Selasa 29 Maret 2016.
Lantas mengapa harus dilakukan lokalisasi? Menurut Putu, hal ini didasari ekonomi Indonesia yang 60 persen di antaranya pengeluaran untuk belanja pemerintah, baik pusat maupun daerah setiap tahunnya.
“Seperti DKI Jakarta yang memiliki anggaran cukup besar untuk meremajakan kendaraan umum. Karena ini terkait dengan belanja pemerintah, maka ada suatu kewajiban dari produk yang dibeli,” kata Putu.
Oleh karenanya, kata Putu, produk yang dibeli seharusnya memiliki konten lokal atau disebut Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Putu pun menyatakan, keberadaan pameran Inapa 2016 diharapkan dapat mengidentifikasi mana-mana saja komponen yang bisa dilokalisasi di Indonesia, sehingga dapat meningkatkan nilai TKDN dari produk yang akan dibelanjakan.
“Dengan nilai TKDN yang cukup tinggi maka pemerintah dapat mengeluarkan aturan impor dilarang lagi untuk barang jadi. Tapi, yang diperbolehkan impor hanya komponen, barang jadi harus diproduksi dalam negeri untuk meningkatkan perekonomian dan juga meningkatkan kemandirian di bidang industri,” terangnya.
Pemerintah dorong industri komponen dan suku cadang
Dalam kesempatan itu, Putu juga mengatakan bahwa pemerintah saat ini terus mendesak perkembangan industri komponen dan suku cadang. Karena, pengembangan industri otomotif nasional merupakan salah satu rencana kebijakan pemerintah yang sangat diutamakan dari 10 prioritas pengembangan industri di Tanah Air.
“Kami juga tahu dari beberapa pengalaman dan sejarah bahwa Industri hanya bisa tumbuh serta berkembang apabila industri komponennya cukup kuat dan juga menghasilkan produk berkualitas,” kata Putu.
Putu pun mencontohkan bahwa Indonesia telah sanggup membuat kendaraan berkualitas seperti halnya bus (karoseri). Hanya saja, kata Putu, setelah dioperasikan tentu sangat membutuhkan suku cadang dan juga komponen yang berkualitas.
Sebaliknya, jika tidak ada suku cadang dan komponen yang mumpuni, lanjut Putu, tentu hal itu akan terjadi kanibalisme. “Dan itu yang terjadi di pengalaman masa lalu,” ujar Putu.
Oleh kerena itu, Putu berharap dengan adanya pameran bertaraf internasional untuk suku cadang, komponen dan karoseri, maka hal ini juga dapat menambah jumlah industri komponen di Indonesia.