Bisnis SPKLU Jadi Lahan Investasi Baru yang Menggiurkan

SPKLU di Rest Area KM 379 A Tol Batang-Semarang
Sumber :
  • Antara

Jakarta, VIVA – Ledakan adopsi kendaraan listrik di Indonesia memunculkan peluang bisnis yang tak bisa diabaikan: pembangunan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). Seiring dengan lonjakan penjualan kendaraan listrik berbasis baterai, permintaan terhadap infrastruktur pengisian daya pun turut melejit—menciptakan iklim investasi yang kian menjanjikan.

Mobil Listrik Xpeng Mulai Dirakit di Purwakarta

Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), penjualan kendaraan listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) pada periode Januari-April 2025 mencapai 23.900 unit. Angka ini mencerminkan lonjakan drastis sebesar 211 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Untuk mengantisipasi lonjakan permintaan tersebut, pemerintah melalui PT PLN (Persero) bersama sejumlah kementerian gencar mempercepat pembangunan SPKLU di berbagai wilayah strategis. Hingga Maret 2025, PLN telah mengoperasikan 3.558 unit SPKLU di 2.412 lokasi, dengan 1.000 unit di antaranya berada di jalur utama Trans Sumatra dan Jawa.

Hyundai Siapkan Ioniq 2, Harga Lebih Murah dari Kona Electric

PLN juga membuka peluang kolaborasi dengan sektor swasta, termasuk kawasan perkantoran dan pendidikan, guna memperluas cakupan pengisian daya. Bahkan, pemasangan SPKLU di tiang-tiang listrik Jakarta sedang dikaji sebagai solusi urban yang efisien.

“Melalui kolaborasi, perluasan akses stasiun pengisian daya dapat berjalan lebih cepat dan merata di seluruh Indonesia, sehingga masyarakat semakin nyaman beralih ke kendaraan listrik sebagai bagian dari gaya hidup yang lebih hijau dan berkelanjutan. Kami berharap kolaborasi semacam ini akan menjadi batu loncatan penting dalam membangun ekosistem kendaraan listrik yang solid di Indonesia,” ujar Edi Srimulyanti, Direktur Retail dan Niaga PLN.

BYD Luncurkan Mobil Baru Lagi, Harga Rp175 Jutaan

Meski demikian, tantangan infrastruktur belum sepenuhnya teratasi. Prof. Bagus Made Arthaya, pakar teknik mekatronika dari Universitas Katolik Parahyangan, menggarisbawahi keterbatasan jumlah SPKLU dan kemampuan pengisian daya cepat.

“Kita masih harus memikirkan di mana bisa menemukan stasiun pengisian daya terbaik. Itu masih belum cukup untuk mendukung masyarakat. Kita butuh stasiun pengisian daya dengan waktu tunggu yang lebih singkat,” katanya dalam sebuah seminar di Bandung.

Pemerintah pun menyadari pentingnya keterlibatan sektor swasta dalam ekspansi SPKLU. Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani, mengungkapkan rencana untuk merevisi sejumlah regulasi guna mendorong investasi dari pihak ketiga dalam pembangunan dan pengoperasian SPKLU.

“Kalau ada (investasi) baterai EV, pasti ada juga (investasi) SPKLU. SPKLU kita memang masih kurang. Oleh karena itu, kami akan merevisi salah satu regulasi pemerintah tentang bagaimana SPKLU tersebut dapat dioperasikan oleh pihak ketiga,” tutur Rosan di Jakarta.

SPKLU Voltron

Photo :
  • Arianti Widya

Dari sisi industri otomotif, peluang ini dipandang sebagai momentum strategis. Yannes Martinus Pasaribu, pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), mengatakan bahwa permintaan yang terus naik membuat bisnis SPKLU semakin menjanjikan.

“Hal ini jelas menunjukkan bahwa stasiun pengisian daya merupakan elemen yang sangat potensial dalam mempercepat penyerapan penjualan EV di Indonesia,” ungkapnya.

Senada dengan itu, Mahaendra Gofar dari EVSafe Indonesia menyebut ketersediaan SPKLU sebagai faktor kunci dalam mempercepat pertumbuhan pengguna EV di Indonesia. EVSafe sendiri merupakan lembaga pertama di Tanah Air yang fokus pada pelatihan dan sertifikasi keselamatan EV.

“Kami yakin jumlah pengguna mobil listrik di Indonesia akan terus meningkat drastis. Merek-merek otomotif yang membawa produk EV akan meningkat dan persepsi masyarakat terhadap mobil listrik akan semakin positif. Jadi, stasiun pengisian daya yang mudah diakses adalah bagian penting dari ekosistem ini,” katanya.

Dengan pertumbuhan pengguna EV yang melesat dan keseriusan pemerintah dalam membangun infrastruktur pendukung, bisnis SPKLU diproyeksikan akan menjadi salah satu portofolio investasi terkuat dalam beberapa tahun ke depan—menggabungkan keuntungan finansial dengan kontribusi terhadap masa depan yang lebih ramah lingkungan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya