Sehat Usai Lebaran
- ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah
Bahkan minuman bersoda jika dikonsumsi mereka yang mengidap penyakit kronik bisa membuat penyakit menjadi kambuh. Misalnya, pasien penyakit kencing manis yang nekat mengonsumsi minuman bersoda akan membuat gula darahnya menjadi tak terkontrol.
Begitu juga penderita darah tinggi atau hipertensi, hidangan Lebaran akan membuat tekanan darahnya tidak terkontrol. Sementara pasien dengan asam urat tinggi atau hiperkolesterol akan membuat keadaan kolesterolnya bertambah parah.
Dan bagi pasien obesitas yang sudah berhasil memangkas bobotnya saat berpuasa, beratnya akan kembali atau bahkan bertambah. Itu jika dia tak sanggup mengontrol makan dan minum saat Lebaran.
Akibatnya, menurut Ari, pada minggu pertama selepas Lebaran, banyak pasien datang ke unit gawat darurat rumah sakit (RS) karena diare serta penyakit kronis yang kambuh. "Hipertensi yang tidak terkontrol bahkan sampai stroke atau serangan jantung serta gula darah yang tidak terkontrol," ujarnya.
Sementara spesialis gizi klinis dr Verawati Sudarma, Sp.GK mengatakan, masalah asam lambung bisa meningkat jika terlalu berlebihan mengonsumsi makanan bersantan dan berlemak. Disarankan hanya mengonsumsi 2-3 sendok makan santan dalam satu hari.
Sedangkan ahli gizi di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, dr Natalia Emmy menambahkan, bagi pasien diabetes sebaiknya mengonsumsi makanan sesuai kebutuhan. Kadar kalori yang masuk ke dalam tubuh mesti diperhatikan, jangan berlebihan.
Cara menghitung perkiraan kebutuhan kalori per hari bagi perempuan adalah dengan mengalikan berat badan ideal kali 25 kalori. Sementara untuk laki-laki adalah berat badan ideal kali 30 kalori.
Jadi, jika berat badan seorang perempuan 57 kilogram (kg), maka ia diperkirakan memerlukan kalori 1.425 setiap hari. Kalau dia telah menyantap seporsi opor ayam, untuk hari itu jatahnya tersisa 1.010 kalori.
Selain ketepatan jumlah, asupan makanan bagi penderita diabetes juga harus tepat jenis dan tepat waktu atau dalam istilah kesehatan sering disebut pola diet tiga J, yakni jumlah, jenis makanan dan jam.
"Kita pakai rumus rendah kalori, kaya serat. Rendah kalori di sini artinya jangan terlalu banyak makanan yang banyak karbohidratnya. Nah, sumber-sumber makanan yang berserat tinggi itulah yang harus lebih banyak dikonsumsi," kata Ketua Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) cabang Bogor, Kuncoro, seperti dilansir dari BBC.