Indonesia Bukan Tempat Karya Anak Bangsa

Akun Facebook Warsito P Taruno
Sumber :
  • Facebook/Warsito Purwo Taruno

"Tahapan itu dicoba di sel kanker di laboratorium, atau In Vitro," jelas Siswanto. Setelah berhasil dalam satu sel, maka teknologi itu juga harus diuji cobakan ke jenis sel kanker lainnya.

Minim Fasilitas Kemo, Sulit Tekan Angka Penderita Kanker

Kalau tahap laboratorium itu sudah terbukti, maka tahapan selanjutnya adalah pengujian pada hewan. Jika ada bukti keampuhan teknologi itu pada tahap ini, maka baru bisa diujicobakan dalam tubuh manusia.

Namun, perlu dicatat, uji cona dalam tubuh manusia juga bertahap. Pertama diterapkan pada orang yang sehat, kemudian pada orang yang menderita kanker.

Gen Hiu Kandung Senyawa Antikanker

"Tapi pada orang kanker ini harus ada pembanding terapinya. Harus ada (terapi lainnya)" kata dia.

Kemudian setelah tahapan itu terbukti, masih diuji cobakan pada orang dengan sampel yang lebih banyak. Setelah tahap ini terbukti, maka teknologi antikanker warsito itu baru busa disebut sebagai produk baru atau standar.

Terapi Intervensi untuk Kurangi Nyeri Penderita Kanker

"Jadi tak langsung jadi ya," kata dia.  

Proses itu dikatakan tak bisa dijalankan dalam waktu singkat, dalam hitungan bulan.

Siswanto pun meminta masyarakat melihat contoh terapi kanker yang telah lahir melalui sejumlah tahapan, yaitu Novocure Clinical Trial yang berasal dari Amerika Serikat.

"Itu sama seperti punya Pak Warsito, terapi listrik, melalui TTF (Tumor Treating Fields)" kata Siswanto.

Terlepas dari evaluasi yang dilakukan pemerintah, Warsito pernah menuliskan curhatnya sebagai peneliti dalam surat terbukanya.

‘Larangan’ mengembangkan teknologi antikanker tersebut, membawa ingatan Warsito pada 12 tahun lalu saat berjuang keras memulai mengembangkan terapi kanker tersebut.

Dalam suratnya, awal Desember 2015, dia menuliskankan, saat baru memulai membina riset di Indonesia selama 6 bulan, ia sangat shock saat data riset hasil kerjanya selama 15 tahun hilang dari komputernya.

Saat itu pun, Warsito mengaku langit bagaikan runtuh. "Seolah-olah mengatakan: 'Tak ada tempat buat saya di Indonesia'," tulis Warsito dalam suratnya kepada VIVA.co.id. Kini 13 tahun lewat dari masa awal pengujiannya, karya Warsito masih belum mendapatkan tempat di Indonesia.

penyakit kanker

Tak Perlu Keluar Negeri, Indonesia Kini Punya Terapi Kanker Gunakan Teknologi Tenaga Nuklir

Kanker merupakan penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian di seluruh dunia. Di 2018 kasus kan meningkat 28 persen di Indonesia. Pada 2021, lebih dari 2 juta kasus

img_title
VIVA.co.id
19 Oktober 2022