Sheryl Sheinafia hingga Daffa Wardana, Ikut Maraton Dunia Demi Bangun Rumah Singgah RMHC di Jakarta
- ist
VIVA – Sebagai bagian dari dedikasinya dalam mendukung kesehatan dan kesejahteraan anak-anak Indonesia, Yayasan Ronald McDonald House Charities (Yayasan RMHC) Indonesia resmi mengumumkan keterlibatannya dalam World Marathon Majors 2025. Dalam ajang maraton kelas dunia tersebut, sebanyak 22 pelari asal Indonesia akan turut ambil bagian dan mengibarkan misi kemanusiaan di empat kota besar dunia: London, Sydney, Chicago, dan Valencia.
Melalui ajang ini, Yayasan RMHC membawa pesan kuat tentang pentingnya rumah singgah bagi anak-anak yang sedang menjalani pengobatan serius dan keluarganya. Para pelari tak hanya menempuh jarak maraton, tetapi juga mengusung harapan dan empati untuk ribuan keluarga pasien anak. Tujuan utama mereka adalah menggalang dana demi terwujudnya pembangunan Rumah Singgah ke-4 Yayasan RMHC yang akan dibangun di Kemanggisan, Jakarta Barat.
Ketua Yayasan RMHC Indonesia, Caroline Djajadiningrat, menyampaikan pandangannya tentang pentingnya langkah ini. Ia mengatakan, “Kami percaya bahwa setiap langkah yang diambil para pelari kami di World Marathon Majors adalah simbol dari langkah menuju masa depan yang lebih baik bagi anak-anak Indonesia. Melalui olahraga, kami ingin membagikan pesan tentang pentingnya kebersamaan, empati, dan dukungan bagi keluarga yang sedang menghadapi masa sulit.”
Rumah Singgah ke-4 RMHC ini akan menjadi fasilitas yang mampu menampung hingga 66 keluarga pasien anak, khususnya mereka yang dirujuk ke tiga rumah sakit rujukan utama di Jakarta: RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPD), RS Anak Bunda Harapan Kita (RSAB), dan RS Kanker Dharmais. Kehadiran rumah singgah ini menjadi sangat krusial, mengingat data tahun 2022–2023 mencatat bahwa lebih dari 9.000 anak dengan penyakit jantung bawaan dirawat di RSJPD Harapan Kita. Tak kurang dari 91% pasien berasal dari luar Pulau Jawa, banyak di antaranya dari daerah terpencil dan tanpa tempat tinggal yang layak selama masa pengobatan.
Situasi tersebut kerap memaksa keluarga pasien untuk tidur di lorong rumah sakit atau tempat ibadah, padahal kehadiran orang tua bukan hanya penting secara emosional, tetapi juga sebagai sumber kekuatan utama bagi anak dalam proses penyembuhan. Rumah singgah bukan sekadar tempat bermalam, melainkan ruang harapan yang memberi ketenangan dan kenyamanan di tengah masa sulit.
Dalam upayanya menjawab kebutuhan ini, Yayasan RMHC menggandeng PERKI (Persatuan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia) dan terus memperjuangkan akses bagi keluarga pasien untuk mendapatkan fasilitas yang memadai dan terjangkau.
Dukungan terhadap kampanye ini pun datang dari berbagai kalangan, termasuk figur publik. Sheryl Sheinafia, musisi sekaligus peserta Chicago Marathon 2025.
“Saya berlari di Chicago Marathon bukan hanya untuk tantangan pribadi, tapi untuk tujuan yang jauh lebih besar membangun rumah singgah ke-4 Yayasan RMHC di Kemanggisan. Karena saya percaya, setiap anak yang sakit berhak ditemani keluarganya. Setiap langkah saya adalah doa dan harapan untuk mereka," katanya.
Sementara itu, Daffa Wardana, public figure dan peserta Sydney Marathon 2025, menyampaikan komitmennya terhadap misi kemanusiaan ini.
“Partisipasi saya di World Marathon Majors 2025 ini melambangkan bentuk kepedulian saya terhadap misi kemanusiaan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya rumah singgah bagi pasien anak, oleh karena itu saya hadir di World Marathon Majors 2025 untuk membantu mendukung pembangunan rumah singgah ke-4 Yayasan RMHC di Kemanggisan, untuk menciptakan ruang yang penuh harapan dan kasih sayang bagi anak-anak yang sedang berjuang melawan penyakit," ujarnya.
Keterlibatan Yayasan RMHC Indonesia di ajang maraton internasional ini menjadi lebih dari sekadar partisipasi olahraga; ini adalah gerakan kemanusiaan berskala global. Yayasan mengajak seluruh masyarakat untuk ambil bagian, baik sebagai donatur, relawan, pelari, atau penyebar pesan positif, demi menciptakan perubahan nyata dalam hidup anak-anak Indonesia yang tengah berjuang melawan penyakit berat.