Atasi Masalah Pemasaran Hasil Pertanian, Kementan Dukung Warung Smart Farm
VIVA – Optimalisasi penanganan pascapanen dan pemasaran hasil pertanian memiliki potensi untuk dapat mengurangi food loss dan food waste serta menekan disparitas harga antar wilayah, membuka kesempatan berusaha serta meningkatkan nilai tambah produk pertanian.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan selama pandemi Covid 19 kinerja positif pertanian tidak hanya terukir lewat peningkatan nilai dan volume ekspor pertanian tetapi juga terukir lewat kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
"Pertanian itu sangat strategis, permasalahan di dalamnya juga sangat kompleks dan sangat mendalam, permasalahan terjadi tidak hanya sebatas di produksi, tetapi juga terjadi pada tahapan pascapanen. Di sinilah kami butuh input dari semuanya, dari para ahli," ungkap Syahrul.
Dijelaskan Syahrul bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) selama ini tidak hanya menekankan pada upaya peningkatan produksi pangan, melainkan juga pada upaya peningkatan nilai tambah, daya saing, hilirisasi, pemasaran dan ekspor produk pertanian yang diharapkan dapat memberikan multiplier effect untuk sektor pembangunan lainnya.
Sejalan dengan hal itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa bisnis pertanian wajib berorientasi pasar, untuk makanan pokok pasti kebutuhan tidak pernah berkurang, karena jual produk bertambah terus.
"Sudah saatnya agribisnis pertanian berorientasi pada pasar," ujar Dedi pada arahan agenda Ngobrol Asyik (Ngobras) volume 40, yang bertemakan Warung Smart Farm Solusi Pemasaran Hasil Pertanian, Selasa (4/10).
Selanjutnya Dedi menekankan bahwa market inteligent petani dan penyuluh harus kuat, sehingga bisa menguasai pasar. Peluang pasar untuk produk pertanian terbuka lebar.
Direktur Warung Smart Farm Kabupaten Tangerang Provinsi Banten, Muhammad Obo hadir sebagai narasumber menjelaskan, salah satu permasalahan petani adalah pemasaran.
"Di saat panen harga produksi menurun atau dipermainkan oleh tengkulak, sehingga hasil tani tidak sesuai dengan biaya operasional yang dikeluarkan oleh petani," ungkapnya.
Warung Smart Farm, kata Muhammad Obo, hadir sebagai salah satu solusi untuk menampung hasil petani binaan smartfarm yang tersebar di 10 Kecamatan se-kabupaten tangerang sebanyak 200 petani dengan beberapa komunitas hortikultura dan tanaman pangan.