Maunya ke Liverpool, Alexander Isak Ultimatum Newcastle
- Owen Humphreys/PA via AP
VIVA – Jelang musim baru Premier League, Liverpool tengah melakukan “gerakan besar” di bursa transfer. Mereka sudah mendatangkan beberapa nama anyar, seperti Florian Wirtz, yang memecahkan rekor klub senilai £116 juta, serta Hugo Ekitike, Milos Kerkez, dan Jeremie Frimpong.
Namun di saat yang sama, beberapa pemain senior pergi meninggalkan Anfield. Luis Diaz resmi bergabung dengan Bayern Munich, sementara Darwin Núñez merapat ke Al Hilal. Ditambah lagi, kenangan tragis meninggalnya Diogo Jota bulan lalu turut menyisakan kekosongan di lini depan.
Manajer Liverpool, Arne Slot, memberi sinyal bahwa timnya belum berhenti berbelanja striker baru. Menyusul kepergian tiga penyerang utama, ia menyatakan:
“Kamu tidak pernah membicarakan pemain yang bukan milikmu… tetapi sebagai klub, kami selalu melihat peluang di pasar.”
Sky Sports
Ternyata, nama Alexander Isak dari Newcastle United kini menjadi prioritas utama. Suporter dan jajaran klub sudah tahu bahwa Liverpool telah mengajukan penawaran pertama senilai £110 juta plus add‑ons—namun ditolak mentah oleh Newcastle. Isak diincar untuk memperkuat lini depan The Reds.
Sementara itu, Isak menyampaikan ultimatum tegas: Isak menegaskan bahwa ia akan “tidak pernah bermain untuk Newcastle United lagi.”
Menurut laporan, striker asal Swedia itu bahkan meninggalkan rumahnya di Ponteland—yang disewakan seharga sekitar £6.950 per bulan—untuk memperjelas niatnya agar bisa trenfer ke Anfield.
Manajer Newcastle, Eddie Howe, lalu menanggapinya secara tegas. Isak dipinggirkan dari rombongan tur pramusim dan diminta berlatih terpisah karena ketegangan transfer ini.
Liverpool tampaknya masih berharap. Jika Newcastle bisa menemukan pengganti Isak, mereka mungkin siap mengajukan tawaran baru lebih tinggi—terutama jika sudah menyamai angka valuasi klub terhadap sang striker, sekitar £150 juta.
Kini dinamika transfer ini menjadi pusat perhatian. Liverpool jelas “membuka dompet” dengan ambisi mempertahankan gelar, sementara Newcastle berada dalam dilema—melepas penyerang top tapi menjaga visi mereka membangun skuad yang kompetitif.