Mees Hilgers di Atas Angin, FC Twente Bisa Digugat di Pengadilan
- Instagram @fctwente
VIVA – Drama antara Mees Hilgers dan FC Twente terus berlanjut. Bek Timnas Indonesia itu kini didorong untuk membawa kasusnya ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).
Saran tersebut datang dari pengacara asal Belanda, Andre Brantjes. Ia menilai jalur hukum bisa jadi opsi terbaik bagi Hilgers untuk menyelesaikan konflik.
“Jika saya jadi Hilgers, saya akan membawa [kasus] ini ke CAS dan meminta pemutusan kontrak serta menuntut FC Twente membayar gajinya,” ujar Brantjes dikutip dari Twente Insite.
Menurutnya, Hilgers jelas dirugikan karena tidak diberi kesempatan menjalankan tugas utamanya sebagai pesepakbola.
Masalah bermula ketika transfer Hilgers gagal terwujud pada bursa awal musim ini. FC Twente tidak mencapai kesepakatan dengan klub peminat. Di sisi lain, kontrak Hilgers baru akan habis pada Juni 2026, dan sang pemain sudah menolak perpanjangan.
Situasi semakin panas setelah pelatih John van den Brom menegaskan tidak akan memainkan Hilgers sampai masalah selesai. Imbasnya, sudah enam pekan Eredivisie 2025/2026 berjalan, bek 24 tahun itu belum sekali pun turun ke lapangan.
Brantjes menyebut Hilgers punya posisi hukum yang cukup kuat. Ia mengacu pada Pasal 611 Kode Sipil Belanda yang mengatur hak pekerja dan kewajiban pemberi kerja.
“Pasal 611 dalam Kode Sipil menyatakan kedua pihak harus jadi pemberi kerja dan penerima kerja yang baik. [John] van den Brom melakukan kesalahan,” tegasnya.
“Dia bisa saja berkata tidak memilih Hilgers karena performa atau motivasinya. Tapi dia menyampaikan kata-kata yang di luar kapasitasnya,” tambah Brantjes.
Tak hanya Brantjes, Asosiasi Pemain Sepak Bola Profesional Belanda (VVCS) juga angkat bicara. Mereka menilai sikap FC Twente yang membekukan Hilgers sebagai bentuk perundungan alias bullying terhadap pemain Timnas Indonesia tersebut.