Heboh Pengakuan Kepala Sekolah SMPN 19 Depok soal Manipulasi Nilai Rapor
- VIVA.co.id/Andrew Tito
VIVA – Baru-baru ini media sosial digegerkan kabar terkait manipulasi hasil nilai rapor para calon peserta didik baru agar bisa diterima masuk ke sekolah impiannya. Seperti kita ketahui, bahwa nipulasi hasil nilai rapor ini sering kali menjadi topik kontroversial karena menyangkut integritas sistem pendidikan dan keadilan bagi semua siswa.
Banyak siswa dan orang tua merasa tertekan untuk mendapatkan nilai tinggi agar bisa diterima di sekolah-sekolah favorit melalui jalur prestasi. Oleh karena itu berbagai cara pun ditempuh agar bisa masuk ke sekolah idaman, salah satunya dengan memanipulasi hasil nilai rapor.
Bicara soal isu yang sedang ramai diperbincangkan, baru-baru ini heboh pengakuan seorang Kepala Sekolah SMPN 19 Depok yang secara blak-blakan ngaku kesalahannya.
Dikutip dari laman akun Instagram @depok24jam, seorang Kepsek SMPN 19 bernama Nenden Eveline Agustina mengungkapkan, bahwa mereka siap untuk menanggung segala risiko atas kekeliruannya dalam memanipulasi nilai rapor 51 siswanya.
Kendati demikian, pihaknya masih menunggu langkah selanjutnya yang bakal diambil oleh Kemendikbud Ristek atas viralnya isu tersebut.
"(Dan saat ini) memang masih berproses. Apa pun konsekuensinya ya kami harus siap," dikutip VIVA.co.id dari akun Instagram di atas.
Nenden akhirnya terang-terangan mengakui, memang benar bahwa pihaknya telah memanipulasi nilai rapor 51 siswanya. Imbasnya, kini status penerimaan 51 siswa tersebut dianulir dari delapan SMA Negeri di Depok meski sebelumnya mereka telah diterima.
Reaksi Warganet
Sontak saja postingan yang akhir-akhir ini isunya tengah ramai diperbincangkan menuai beragam reaksi warganet. Â Skandal kantrol nilai rapor ini pun langsung menyita perhatian publik dan menjadi catatan merah sistem PPDB 2024.
"Sdh berani jujur aja sdh hebat Bu.. yg jdi masalah nya sekarang yg bayar cicilan kreditan motor atau mobil atau rumah gimana coba..? Bisa kacau kan makanya carilah yg halal insyaallah anda sekeluarga akan aman dunia dan akhirat," komentar warganet.
Menurut gw, sejak sistem zonasi makin banyak anak yang menyepelekan nilai, apalagi anak2 yang rumahnya dekat sekolah milik pemerintah, dulu itu terkenal kalo mau masuk sekolah negeri ya Nilai (NEM-UN) harus tinggi," tulis warganet.