Boeing Hindari Persidangan Pidana Melalui Kesepakatan Penyelesaian Rp17 Triliun
- Dokumentasi Lion Air.
Yang lebih mengejutkan, dalam laporan disebutkan bahwa pilot tidak dibekali informasi atau pelatihan mengenai MCAS, karena sistem ini tidak dicantumkan dalam buku panduan penerbangan. Akibatnya, saat sistem MCAS mengarahkan hidung pesawat turun berdasarkan pembacaan sensor yang salah, para pilot tidak memahami cara menanganinya secara tepat.
Petugas memeriksa turbin pesawat Lion Air JT 610 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Minggu, 4 November 2018.
- ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Reaksi Hukum Sebelumnya dan Kesepakatan Baru
Awalnya, Departemen Kehakiman menuduh Boeing pada tahun 2021 atas penipuan terhadap regulator FAA mengenai perangkat lunak yang tidak diungkapkan dan persyaratan pelatihan pilot. Jaksa setuju untuk menangguhkan penuntutan jika Boeing membayar penyelesaian sebesar $2.5 miliar, termasuk denda $243.6 juta, dan menerapkan langkah-langkah kepatuhan anti-penipuan selama tiga tahun.
Jaksa federal menyatakan bahwa Boeing melanggar syarat kesepakatan tahun 2021 dengan tidak menerapkan perubahan deteksi dan pencegahan penipuan yang dijanjikan. Boeing setuju untuk mengaku bersalah atas tuduhan penipuan jenayah pada bulan Juli untuk menghindari persidangan publik.
Penolakan Pengadilan dan Kesepakatan Baru
Hakim Distrik AS Reed O'Connor menolak kesepakatan kesepakatan pada bulan Desember, dengan alasan kekhawatiran tentang kebijakan keanekaragaman, inklusi, dan keadilan yang dapat mempengaruhi pemilihan monitor kepatuhan berdasarkan ras.
Penyelesaian baru ini mensyaratkan Boeing untuk mempertahankan "konsultan kepatuhan independen" yang akan merekomendasikan perbaikan dan melaporkan temuannya kepada pemerintah sebagai pengganti pengaturan pemantauan yang sebelumnya diusulkan.
Tanggapan Keluarga Korban
Anggota keluarga korban kecelakaan menyatakan reaksi campuran terhadap penyelesaian yang diajukan. Pengacara Paul Cassell, yang mewakili beberapa keluarga, menyebut kesepakatan non-penuntutan sebagai "tidak precedented dan salah untuk kejahatan korporasi paling mematikan dalam sejarah Amerika Serikat." Keluarga berencana untuk mengajukan keberatan terhadap kesepakatan ini dan mendesak pengadilan untuk menolaknya.
Javier de Luis, yang saudarinya Graziella meninggal dalam kecelakaan Ethiopia, mengkritik Departemen Kehakiman atas pengabaian terhadap keadilan bagi korban. Dia berargumen bahwa penyelesaian ini mengirimkan pesan berbahaya kepada korporasi bahwa pelanggaran keselamatan hanya berdampak finansial minimal.
Posisi Pemerintah AS
Boeing menolak untuk memberikan komentar atas pengumuman penyelesaian ini pada hari Jumat pekan lalu. Pejabat Departemen Kehakiman membela kesepakatan sebagai resolusi yang paling tepat mengingat fakta, hukum, dan kebijakan departemen yang berlaku. Jaksa menekankan bahwa kesepakatan ini memberikan akuntabilitas keuangan, kompensasi bagi keluarga, dan langkah-langkah keamanan penerbangan yang ditingkatkan sambil mengakui bahwa tidak ada penyelesaian yang dapat mengembalikan kehidupan korban.