I'm Not Gay

Ilustrasi kelompok LGBT.
Sumber :
  • REUTERS/Cathal McNaughton

Aku duduk di caffe seberang kampus. Aku menunggu Ms. Jazzy datang. Meski kutahu Ms. Jazzy tidak membuka surat itu, tetapi aku tetap ingin menunggunya di sini. Berjam-jam aku menunggunya. Aku lelah. Baru saja aku ingin pulang, tiba-tiba Ms. Jazzy datang menahanku. Ms. Jazzy duduk dan meletakkan tas mahalnya di atas meja. Percayalah, hati ini berdegup kencang. Sangat kencang. Rasanya seperti ingin copot. Kaki ini juga ikut gemetar. Aku gugup. Aku tidak berani menatapnya.

Musyawarah Besar Himpunan Mahasiswa Sastra Inggris UMI

“Saya tahu kamu yang menaruh surat tanpa nama di meja saya. Saya akui kamu hebat walau sedikit pengecut,” ucap Ms. Jazzy. “Are you read my letter?” tanyaku dengan kepala menunduk. Aku sama sekali tidak berani menatapnya. “I read your letter, but I don’t reply. Angkat kepala kamu. Tidak usah menunduk seperti itu.” Perlahan aku menaikkan kepalaku. Meski kepala ini sudah aku angkat, namun mataku masih melirik ke bawah.

Aku berbincang-bincang dengan Ms. Jazzy. Berlarut-larut aku berbincang dengannya sampai tertawa lepas. Aku tidak menyangka bisa seaysik ini mengobrol dengannya. Aku berbincang-bincang layaknya teman. Ia membuatku melupakan segala masalahku.

Wahai Orang yang Tidak Berpuasa, Hormatilah Bulan Ramadan

Sebulan berlalu. Kini ia menjadi penyemangatku, aku mulai menyukainya. Aku sudah semakin sering berbincang dengannya. Aku merasa hidupku lebih berarti semenjak ia hadir. Banyak masalah yang aku ceritakan padanya. Tapi ada satu hal yang belum ia ketahui dan aku harus memberitahunya.

Kami berjalan bersama menuju smokar. Aku merasa gugup untuk mengatakannya. Tapi sebagai sahabat yang baik, aku tidak boleh menutupinya. “Please, hurry up. Tell me your problem! Aku enggak bisa lama-lama di sini.”

Jadi Dewa Mabuk Sehari

Aku menceritakan awal mula aku bertemu om sampai mama meninggal. “Ms. Jazzy, I’m gay,” ucapku dengan sangat sangat sangat malu. Ms. Jazzy hanya tersenyum. “Kamu pasti kaget kan? Aku tahu ini menjijikan, tapi aku ingin berubah. Aku ingin kembali normal. Please, change me!”

“Aku enggak kaget. Aku tahu dari awal. Pertama kali aku ngeliat kamu, aku langsung tertarik sama kamu. Aku cari tahu semua tentang kamu. Aku tahu kalau kamu cari dana sampai ngelakuin hal itu. Memang, awalnya aku kaget. Tetapi semakin ke sini, aku semakin terbiasa,” ucapnya santai. “Ms. Jazzy tertarik sama aku sejak awal?” tanyaku tak percaya. “Aku suka sama kamu sejak awal. Aku kagum sama kamu sejak awal. Now, I wana say I love you and  I don’t care about your past.”

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya