ISNU Sebut Badan Penerimaan Negara Bisa Jadi Solusi Atasi Defisit APBN

Forum Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta, VIVA – Ketua Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU), Hery Haryanto Azumi menyebut, Badan Penerimaan Negara (BPN) bisa menjadi solusi mengatasi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) saat ini.

Menurutnya, di tengah tantangan fiskal nasional dan krisis kepercayaan publik terhadap tata kelola penerimaan negara, PP ISNU menggelar forum bertama Urgensi Pembentukan Badan Penerimaan Negara di Tengah Krisis dan Defisit Penerimaan Nasional. Dia menilai, BPN bisa menjadi solusi untuk menarik penerimaan negara.

"Badan penerimaan negara itu menjadi alternatif situasi defisit anggaran hari ini," ujar Hery di Gedung PBNU, Jakarta Pusat Rabu, 11 Juni 2025.

Struktur Badan Otorita Penerimaan Negara (BOPN)

Photo :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Hery berharap, wacana pembentukan Badan Penerimaan Negara tidak semata menjadi agenda teknokratik. Namun, juga mengedepankan prinsip keadilan sosial dan gotong royong. 

Sementara itu, Ketua PBNU KH Aizuddin Abdurrahman berharap adanya forum ini bisa terselenggara secara rutin karena banyaknya isu-isu yang memerlukan kontribusi pemikiran pakar dan akademisi. 

"Banyak sekali hal-hal yang harus didiskusikan dengan banyak kepala, banyak pemikiran yang tentu ini akan menjadi masukan manifestasi bagi organisasi (PBNU)," jelasnya.

Dalam hal perpajakan, Aizuddin menilai bahwa pintar tidak cukup. Setidaknya ada tiga hal yang diperlukan dalam pengelolaan pajak yakni, pintar, berani, dan benar. Artinya prinsip menjalankan regulasi perpajakan membutuhkan kepintaran sekaligus keberanian dan kebenaran. 

"Pintar dan berani saja tidak cukup, harus benar. Jadi, apa yang diupayakan harus benar. Menjaga tiga hal itu salah satu amanah yang dihasilkan organisasi dalam mengambil setiap keputusan-keputusan yang ada," katanya.