Takut Kalah Saing dengan AI, Gen Z Berbondong-bondong Ubah Arah Karier

Job Market Fair 2017 di Surabaya
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Jakarta, VIVA – Kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI) memang menciptakan efisiensi, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan tenaga kerja, khususnya Gen Z. Generasi yang dikenal tech-savvy ini justru menjadi kelompok paling rentan terhadap dampak otomasi, terutama dalam sektor white-collar level pemula.

Menurut laporan dari HRD America, dikutip Kamis, 31 Juli 2025, survei terbaru yang dilakukan oleh Zety terhadap 1.000 Gen Z di Amerika Serikat menunjukkan perubahan besar dalam pola pikir mereka terhadap masa depan pekerjaan. Berikut adalah beberapa temuan penting yang menggambarkan bagaimana AI mendorong Gen Z mengubah arah karier mereka:

Job Fair Nasional 2018

Photo :
  • VIVA/Muhamad Solihin

1. 43% Gen Z Sudah Ubah Rencana Karier karena AI

Hampir separuh dari responden mengaku telah mengubah atau menyesuaikan rencana karier mereka karena kekhawatiran terhadap AI. Hal ini menunjukkan bahwa generasi ini cukup sadar dan tanggap terhadap dinamika pasar kerja yang berubah cepat.

2. Muncul Fenomena “AIxiety Pivot”

Jasmine Escalera, pakar karier dari Zety, menyebut fenomena ini sebagai AIxiety Pivot, yakni perubahan arah karier yang dipicu oleh kecemasan terhadap dampak AI. Banyak anak muda kini lebih memilih karier yang dianggap lebih stabil secara jangka panjang.

3. Gen Z Beralih ke Pekerjaan Blue-Collar

Lebih dari 50% responden menyatakan tertarik pada pekerjaan blue-collar atau teknis seperti konstruksi, kelistrikan, dan tukang ledeng. Pekerjaan ini dianggap lebih aman dari gangguan AI, memiliki penghasilan kompetitif, dan lebih cepat dimasuki tanpa harus kuliah.

4. Pekerjaan yang Fokus pada Manusia Jadi Pilihan

Sebanyak 47% Gen Z mengaku tertarik pada pekerjaan yang berbasis interaksi manusia, seperti konseling atau layanan sosial. Mereka menilai profesi semacam ini lebih memiliki nilai kemanusiaan dan sulit digantikan oleh mesin.

5. Hanya 30% yang Masih Ingin Bekerja di Sektor Teknologi atau AI

Meski sebagian tetap tertarik di sektor teknologi, jumlahnya tak dominan. Hanya 30% yang ingin terjun ke bidang AI atau teknologi, menunjukkan adanya pergeseran minat ke sektor yang lebih hands-on dan people-centric.

6. Banyak yang Tak Percaya Gelar Sarjana Bisa Melindungi Karier