Takut Kalah Saing dengan AI, Gen Z Berbondong-bondong Ubah Arah Karier

Job Market Fair 2017 di Surabaya
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Sebanyak 65% responden tidak percaya bahwa gelar sarjana mampu melindungi mereka dari ancaman pemutusan hubungan kerja karena AI. Bahkan 18% Gen Z mengatakan mereka tidak yakin karier saat ini akan tetap relevan dalam 10 tahun ke depan.

7. Gen Z Mengembangkan Diri Lewat Skill Baru

Sekitar 40% Gen Z sedang aktif mempelajari keahlian baru secara mandiri atau mengambil sertifikasi tambahan. Ini adalah langkah adaptif yang mereka ambil untuk menyesuaikan diri dengan perubahan kebutuhan industri.

8. “Rage-Applying” Jadi Tindakan Frustrasi

Sebanyak 18% responden mengaku melakukan rage-applying, yaitu melamar pekerjaan secara masif karena frustrasi terhadap situasi kerja yang tidak menentu akibat kemajuan teknologi.

9. AI Diprediksi Hapus 50% Pekerjaan Entry-Level

Peringatan ini datang dari CEO Anthropic, Dario Amodei, yang menyatakan bahwa AI bisa saja menghilangkan setengah dari pekerjaan kantoran tingkat pemula. Prediksi ini turut memperkuat kekhawatiran Gen Z terhadap masa depan dunia kerja.

10. Gen Z Ingin Kontrol, Keamanan, dan Tujuan

Di tengah dunia kerja yang makin tak pasti, banyak Gen Z kini mencari pekerjaan yang memberikan mereka rasa aman, kontrol atas waktu, dan tujuan yang lebih besar daripada sekadar gaji. Hal ini juga menjelaskan ketertarikan mereka terhadap jalur wirausaha dan pekerjaan kreatif.

Dengan tren ini, jelas bahwa Gen Z tidak hanya khawatir, tetapi juga siap bertindak. Mereka melakukan pivot karier, meningkatkan keterampilan, dan mencari alternatif yang lebih sesuai dengan tantangan zaman.