Merayakan Lebaran di Negeri Orang

Perayaan Idul Fitri 1438 H di Birmingham of University
Sumber :
  • facebook.com/pg/pengajian.birmingham

Namun ketika dia membuka pintu masjid berbentuk kotak itu, ternyata sudah ramai. Ada sekitar 50 laki-laki yang duduk rapi dan bertakbir tanpa menggunakan pengeras suara. Sementara sekitar 20 perempuan duduk di lantai dua masjid dalam balutan busana menutup aurat lengkap dengan jilbab, tanpa mengenakan mukena.

Setelah salat, ada ceramah dalam bahasa Serbia. Setelah selesai, jemaah perempuan saling bersalaman dan mencium pipi tiga kali: kanan, kiri, kanan. Setelahnya jemaah perempuan turun ke lantai satu dan bersalaman dengan jemaah laki-laki.

Acara dilanjutkan dengan berbincang sambil makan hidangan ringan yang telah disiapkan, seperti kurma, cokelat dan biskuit. Dan kurang dari 30 menit, para jemaah pulang. Selanjutnya, Cya melakukan rutinitas pagi hari seperti warga setempat, pergi ke toko roti untuk sarapan.

"Rasanya agak sedih juga. Tidak ada ketupat, tidak ada kue Lebaran, tidak ada keluarga, tanpa keramaian dan berakhirlah Lebaran saya di Serbia," ujar Cya, yang merayakan Lebaran kali ini bersama keluarganya di Magelang.

Meski tak sesepi perayaan Lebaran Cya di Serbia, Nenden Sekar Arum juga merasakan perayaan Lebaran yang biasa saja di Inggris tahun lalu saat kuliah S2 di Birmingham of University. Menurutnya, tak ada gema takbir pada malam hari terakhir Ramadan.

"Memang enggak terasa Lebaran. Tapi beberapa ada yang kumpul di masjid di Birmingham," ucapnya.

Esok harinya, dia bersama teman-teman Muslim salat di lapangan kampus sekitar pukul 08.00 waktu setempat. Dan ternyata, jemaah Muslim yang melaksanakan salat Id cukup banyak, sehingga lapangan tampak ramai. Selain jemaah dari Indonesia, kebanyakan umat Muslim yang datang untuk salat berasal dari Asia, yang tampil santun dalam balutan gamis dan membawa perlengkapan salat. Selesai salat, mereka makan dan bersilaturahmi.

"Makanannya kayak makanan Indonesia, ada yang bikin opor, ketupat, sehingga terasa kayak di Indonesia karena juga Lebaran sama orang Indonesia," kata Nenden.

Lebaran di negeri orang juga pernah dirasakan Tribhuana Kurniasari, Assistant E Commerce Manager perusahaan ternama di Jakarta. Sekitar tahun 2000-an, pemilik panggilan Nia ini merayakan Lebaran di Suriah. Saat itu, negara di Timur Tengah dengan ibukota Damaskus ini belum terlibat konflik berkepanjangan.