Pemerintah Jangan Takuti Rakyat Jika Mau Daya Beli Bergairah

Ilustrasi-Konsumne berburu diskon di mal
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta

VIVA.co.id – Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyatakan, salah satu cara untuk meningkatkan daya beli masyarakat yang mulai lesu adalah dengan cara tidak menakut-nakuti masyarakat dengan kebijakan tertentu.

Marak Fenomena Rojali-Rohana, Begini Strategi BI Genjot Konsumsi Masyarakat

Ekonom Indef, Berly Martawardaya Mengatakan, pertumbuhan konsumsi memang tumbuh di bawah pertumbuhan ekonomi selama tiga semester belakangan. Untuk itu, pemerintah juga perlu melakukan peningkatan daya beli.

"Pertumbuhan konsumsi itu di bawah lima persen atau sekitar 4,67 atau 4,7, Pertumbuhan ekonomi kan 5,01 persen. Jadi mesti didorong, jangan ditakut-takuti," kata Berly di Hotel Akmani, Jakarta Pusat, Rabu 27 September 2017.

Ini 5 Tanda Aneh saat Resesi Mengintai, Mulai dari Penjualan Lipstik hingga Pakaian Dalam

Salah satu contoh sikap menakut-nakuti itu, ungkap dia, adalah kebijakan Automatic Exchange of Information (AOeI) yang pada awalnya ditetapkan sebesar Rp200 juta lalu kemudian dinaikkan kembali menjadi Rp1 miliar.

Tak hanya itu, pemerintah juga pernah mewacanakan untuk menurunkan batasan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).

BI Bantah Deflasi Februari gegara Daya Beli Masyarakat Melemah

"PTKP juga akan diturunkan batasnya. Sehingga orang kan kalau gitu kan bilang, 'wah tahun depan saya bayar pajak akan meningkat. Yaudah saya jangan belanja banyak saya nabung dulu' Jadi nomor 1 itu (solusinya) jangan ditakut-takuti dulu," kata dia.

Dalam artian, imbuh dia, masyarakat harus didorong dan terus dibuat nyaman dalam aktivitas ekonominya.

"Kemudian juga perlu insentif kegiatan padat karya, atau seperti semacam BLT (Bantuan Langsung Tunai) itu juga sudah terbukti secara internasional itu sangat signifikan mendorong (daya beli) masyarakat menengah bawah," ujarnya.

Ilustrasi Uang Rupiah

Rupiah Dibuka Menguat di Tengah Mulai Melandainya Daya Beli Masyarakat

Di pasar spot hingga pukul 09.15 WIB, rupiah ditransaksikan di level Rp 16.393 per US$, menguat 8 poin atau 0,05 persen dari sebelumnya Rp 16.401 per US$.

img_title
VIVA.co.id
5 Agustus 2025