Setelah Israel-Hamas, ICC Buru Pimpinan Militer Myanmar yang Lakukan Kejahatan Pada Muslim Rohingya
- aa.com.tr
Organisasi hak asasi manusia menyambut baik berita surat perintah penangkapan Min Aung Hlaing, dengan satu menyebutnya sebagai "hari perayaan".
"Permintaan jaksa ICC untuk surat perintah penangkapan ini merupakan peringatan keras bagi para pemimpin militer Myanmar yang kejam bahwa mereka tidak berada di luar jangkauan hukum," kata Maria Elena Vignoli, penasihat hukum internasional senior di Human Rights Watch.
"Ini adalah hari perayaan yang langka bagi Rohingya. Hari ini kami akhirnya mengambil langkah lain menuju keadilan dan akuntabilitas," ujar Tun Khin, presiden Organisasi Rohingya Burma di Inggris. Sebagai informasi, Myanmar saat ini tengah dilanda perang saudara, dengan pasukan Min Aung Hlaing yang menderita kerugian besar.
Min Aung Hlaing pertama kali berkuasa pada tahun 2021, setelah ia memimpin kudeta terhadap pemerintahan terpilih Aung Sang Suu Kyi.
Ia telah menjadi buronan internasional sejak melancarkan kudeta yang membawa bencana, dan jarang bepergian karena takut akan berakhir di pengadilan di Den Haag.
Namun, bagi ratusan ribu warga Rohingya yang terjebak di kamp-kamp menyedihkan di Bangladesh, kasus ini setidaknya dapat menunjukkan bahwa mereka tidak dilupakan.
