Trump Sebut Akan Banyak Negara Arab Bangun Hubungan Normalisasi dengan Israel

Presiden AS Donald Trump bersama Wapres JD Vance
Sumber :
  • AP Photo

Washington, VIVA – Presiden AS, Donald Trump berjanji bahwa akan lebih banyak negara yang bergabung dalam Abraham Accords, serangkaian perjanjian normalisasi yang dinegosiasikan pemerintahannya antara Israel dan Uni Emirat Arab serta Bahrain selama masa jabatan pertamanya.

Trump Akan Pasang Tarif hingga 250 Persen untuk Produk Farmasi

Trump, berbicara kepada wartawan dalam rapat kabinet di Gedung Putih, mengatakan lebih banyak negara ingin bergabung dalam perjanjian tersebut.

VIVA Militer: Perdana Meteri Israel, Benjamin Netanyahu, bersama Donald Trump

Photo :
  • NBC News
Netanyahu Cekcok dengan Kepala Militer Israel soal Rencana Caplok Gaza

Wakil Presiden AS JD Vance memuji pencapaian Abraham Accords dan menuduh bahwa pemerintahan Joe Biden sebelumnya sama sekali tidak melakukan apa pun terkait hubungan normalisasi Israel dengan negara Arab.

"Tidak membangunnya sama sekali. Tidak menambahkan satu pun negara tambahan. Semata-mata karena dendam politik," kata JD Vance, dikutip dari Times of Israel, Selasa 25 Maret 2025.

Trump Klaim Hampir 'Deal' soal Tarif dengan China: Saya Akan Bertemu Xi Jinping

Vance mengatakan bahwa dengan kembalinya Trump ke Gedung Putih, mereka ditugaskan untuk membangun Abraham Accords.

Dia juga menambahkan dengan membawa masuk negara-negara baru ke dalamnya.

"Dan bahwa meskipun masih awal, kami telah membuat banyak kemajuan," ujar Trump.

Sementara itu, Vance mengatakan bahwa dengan kembalinya Trump ke Gedung Putih, mereka ditugaskan untuk membangun Perjanjian Abraham, dan menambahkan negara-negara baru ke dalamnya.

Abraham Accords atau Perjanjian Abraham merupakan perjanjian bilateral mengenai normalisasi hubungan Israel dengan  beberapa negara tetangganya di Timur Tengah.

Pada 15 September 2020, beberapa negara Arab melakukan normalisasi hubungan dengan Israel. Dimediasi oleh Presiden AS Donald Trump, Presiden Israel Benjamin Netanyahu menandatangani perjanjian tersebut dengan Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab dan Bahrain.

Sebagai bagian dari kedua perjanjian tersebut, baik Uni Emirat Arab maupun Bahrain mengakui kedaulatan Israel, yang memungkinkan terjalinnya hubungan diplomatik penuh.

UAE dan Bahrain menyusul Mesir (1979) dan Yordania (1994), yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, mengakhiri pemutusan hubungan diplomatik selama 25 tahun.

 

Bendera Norwegia.

Norwegia Mau Tarik Dana Investasi Negaranya di Perusahaan Israel

Norwegia memiliki saham di sebuah perusahaan Israel penyedia layanan suku cadang untuk angkatan bersenjata Israel, yang memicu kemarahan publik.

img_title
VIVA.co.id
6 Agustus 2025