Latihan Militer Laut China di Dekat Jepang Picu Kekhawatiran dan Protes
- IBTimes Singapore
Jakarta, VIVA – Latihan militer angkatan laut China di dekat wilayah Jepang menimbulkan kekhawatiran serius dari Tokyo. Pemerintah Jepang pun melayangkan protes resmi kepada Beijing dan, untuk pertama kalinya, memutuskan mengumumkan secara terbuka pergerakan militer China, menurut laporan BBC.
Dilansir Daily Asian Age, Selasa 24 Juni 2025, dalam beberapa pekan terakhir, dua kapal induk China—Shandong dan Liaoning—melakukan latihan militer bersamaan di Samudra Pasifik. Langkah ini dinilai tidak biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Jet-jet tempur China dilaporkan telah melakukan ratusan kali pendaratan dan lepas landas dari kapal induk tersebut. Beberapa di antaranya terbang sangat dekat dengan pesawat pengintai Jepang, yang mendorong Tokyo untuk menyampaikan "kekhawatiran serius" kepada Beijing.
China sendiri menyatakan bahwa aktivitasnya tersebut sesuai dengan hukum internasional. Sebaliknya, mereka justru menuding Jepang telah melakukan "manuver berbahaya".
Pada hari Selasa, Kementerian Pertahanan Jepang merilis sebuah peta yang menunjukkan posisi harian dua kapal induk China sejak 25 Mei. Langkah ini tidak lazim dilakukan Jepang, yang biasanya tidak mengungkapkan secara detail gerakan militer asing. Dalam peta itu terlihat kedua kapal induk sempat mendekati pulau-pulau Jepang dan bahkan beberapa kali masuk ke Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) milik Jepang.
Sebagai catatan, ZEE adalah wilayah laut di luar batas perairan teritorial suatu negara. Di wilayah ini, negara bersangkutan memiliki hak eksklusif untuk mengeksplorasi dan memanfaatkan sumber daya laut, namun negara lain tetap diizinkan untuk melintas atau berlayar.
Ilustrasi peta wilayah Jepang
- Istimewa/Andy Lala
Peta itu juga memperlihatkan kapal induk Liaoning melewati batas yang disebut sebagai “rantai pulau kedua”, yaitu garis pertahanan strategis yang dirumuskan dalam doktrin kebijakan luar negeri Amerika Serikat dan menghubungkan Jepang dengan wilayah Guam. Media Jepang menyebut ini sebagai kapal induk China pertama yang melintasi garis tersebut.
Kementerian Pertahanan Jepang juga mencatat lebih dari 500 kali pendaratan dan lepas landas yang dilakukan jet tempur dan helikopter China selama latihan berlangsung.
Pada 7 Juni, sebuah jet tempur China lepas landas dari kapal induk Shandong dan mengikuti pesawat pengintai Jepang selama kurang lebih 40 menit. Keesokan harinya, jet tempur China lainnya terbang sangat dekat dengan pesawat Jepang selama hampir dua kali lebih lama, bahkan sampai memotong jalur terbangnya.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshimasa Hayashi, pekan lalu menyampaikan bahwa pihaknya telah menyampaikan ke Beijing soal kekhawatiran atas "pendekatan yang tidak normal" tersebut, yang berpotensi menimbulkan tabrakan tidak disengaja di udara.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, menegaskan bahwa semua kegiatan mereka di perairan dan wilayah udara terkait sesuai dengan hukum internasional dan praktik global. Ia juga menyebut bahwa China dan Jepang tetap berkomunikasi melalui saluran resmi yang ada.