Israel Bombardir Suriah Demi Membela Kelompok Druze, Siapa Mereka?

Komunitas Druze di dataran tinggi Golian di wilayah Suriah yang diakui Israel
Sumber :
  • kamilalrayess

Damaskus, VIVA – Militer Israel menghancurkan gedung kantor pusat Kementerian Pertahanan Suriah di Damaskus dan pasukan pemerintah di Suriah selatan pada Rabu, 16 Juli 2025. 

Dilansir BBC, serangan Israel juga diarahkan ke area sekitar Istana Presiden Suriah di Damaskus, kendaraan-kendaraan lapis baja yang sarat dengan persenjataan, serta fasilitas penyimpanan senjata di Suriah selatan.

Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan serangan Israel menargetkan lembaga-lembaga pemerintah dan fasilitas sipil di Damaskus dan Suweida. Akibatnya, menurut Kementerian Luar Negeri Suriah, "beberapa warga sipil tak berdosa" tewas dalam serangan tersebut.

"Serangan terang-terangan ini, yang merupakan bagian dari kebijakan yang disengaja oleh entitas Israel untuk mengobarkan ketegangan, menyebarkan kekacauan, dan merusak keamanan dan stabilitas di Suriah, merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan hukum humaniter internasional," kata Kemlu Suriah

Israel menyerang kantor Kementerian Pertahanan Suriah di Damaskus, Suriah

Photo :
  • Al Jazeera

Motif Serangan Israel ke Suriah

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan pasukannya "berusaha menyelamatkan saudara-saudara Druze kami dan melenyapkan geng-geng rezim". Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Suriah menuduh Israel melakukan "agresi berbahaya".

Netanyahu mengatakan ia berkomitmen untuk mencegah bahaya bagi komunitas Druze mengingat banyak komunitas Druze juga tinggal di Israel dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menulis di X pada Rabu sore bahwa "peringatan di Damaskus" telah berakhir dan bahwa militer Israel akan "terus beroperasi secara gencar di Suweida untuk menghancurkan pasukan yang menyerang Druze hingga mereka mundur sepenuhnya".

Respons Palestina usai Rencana Inggris Akui Negaranya

Ia kemudian menyertakan tulisan "pukulan menyakitkan telah dimulai" pada unggahan klip video yang memperlihatkan seorang presenter TV menunduk di bawah meja saat serangan udara Israel menghantam Kementerian Pertahanan Suriah di Lapangan Umayyah, di pusat kota Damaskus.

Siapa Druze yang Dibela Israel?

Inggris Akan Akui Palestina Jika Israel Tak Lakukan Hal ini

Druze adalah sekte keagamaan di jazirah Arab yang beranggotakan sekitar satu juta orang yang sebagian besar tinggal di Suriah, Lebanon, dan Israel. Berasal dari Mesir pada abad ke-11 saat masa kekuasaan Khalifah Fatimiyah al-Hakim bi-Amr Allah.

Nama "Druze" berasal dari nama seorang pengkhotbah awal bernama Muhammad ad-Darazi, meskipun ajarannya ditolak oleh mayoritas Druze sendiri.

60 Ribu Orang Tewas dan Ratusan Ribu Luka Sejak Israel Serang Gaza 7 Oktober 2023

Salah satu pemuka agama Druze bersama militan Druze di Suriah

Photo :
  • bintjbeil.org

Kelompok ini tidak mengizinkan orang pindah agama, baik pindah agama ke agama lain maupun pindah agama dari agama tersebut, dan tidak mengizinkan perkawinan campur.

Druze tidak seperti suku Kurdi, yang sebagian besar beragama Islam, suku Druze adalah kelompok agama dan etnis yang unik. Kepercayaan Druze merupakan campuran filsafat Islam, Gnostik, Neoplatonisme, dan unsur-unsur dari agama lain seperti Kristen, Hindu, dan bahkan unsur Yunani klasik.

Komunitas Druze sebagian besar tinggal di wilayah Dataran Tinggi Golan, yang secara geografis terletak di perbatasan antara Suriah dan Israel. Selain di Golan, sekitar 130.000 Druze Israel tinggal di Karmel dan Galilea di utara Israel.

Dataran Tinggi Golan awalnya merupakan wilayah milik Suriah. Israel merebut dan menduduki wilayah ini dalam Perang Enam Hari tahun 1967, lalu menganeksasi secara sepihak pada 1981 dan tindakan ini tidak diakui secara internasional.

Masyarakat Druze yang tinggal di sana sebagian besar menolak kewarganegaraan Israel, dan masih menganggap diri mereka sebagai warga Suriah, meski tinggal di wilayah yang kini dikendalikan Israel.

Setelah pecahnya perang saudara Suriah pada tahun 2011, semakin banyak orang Druze di Dataran Tinggi Golan yang berupaya memperoleh kewarganegaraan Israel – terutama kaum muda. Saat ini sekitar 25 persen dari komunitas Druze adalah warga negara Israel.

Berbeda dengan kelompok minoritas lain, Druze adalah satu-satunya kelompok Arab yang dikenai wajib militer di Israel setelah berusia 18 tahun, dan banyak dari mereka berkarier di militer, kepolisian, dan dinas intelijen Israel.

Sebagian mereka bahkan aktif berpolitik di Israel, bahkan ada anggota parlemen dari kalangan Druze. Diduga, pembelaan Israel terhadap kelompok terkait hubungan historis dan perjanjian diam-diam antara pemimpin Druze dan pimpinan Zionis sebelum 1948, dengan menerima Israel sebagai negara tempat tinggal dan perlindungan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya