Mengejutkan! Ada 750 Pangkalan Militer AS di 80 Negara, Ternyata Ini Tujuannya
- IST
VIVA – Amerika Serikat selama ini dikenal sebagai negara superpower dengan anggaran pertahanan terbesar di dunia, mencapai 877 miliar dolar AS pada 2023. Namun, kekuatan itu tidak hanya datang dari teknologi persenjataan canggih atau pasukan elite, melainkan dari jaringan pangkalan militer yang tersebar di seluruh penjuru bumi.
Menurut laporan Quincy Institute for Responsible Statecraft, AS saat ini memiliki sekitar 750 pangkalan militer di lebih dari 80 negara.
“Tidak ada negara lain dalam sejarah yang memiliki jaringan pangkalan di luar negeri sebesar ini. Jangkauannya hampir global, dari Eropa hingga Pasifik,” kata Peneliti Senior Quincy Institute, David Vine, dalam publikasinya Drawdown: Improving U.S. and Global Security Through Military Base Closures Abroad.
Laporan tersebut menyebut jumlah pangkalan ini hampir tiga kali lipat dari jumlah kedutaan dan konsulat AS di dunia. “Kehadiran ini bukan hanya untuk operasi militer, tetapi juga instrumen diplomasi dan pengaruh politik,” tulis Quincy Institute.
Pangkalan Militer AS di Al Udeid, Qatar
- USAF
Tujuan Strategis Pangkalan Militer AS
Kecepatan respons menjadi alasan utama. Dengan pangkalan di titik-titik strategis, militer AS dapat mengirim pasukan dan peralatan tempur dalam hitungan jam.
“Pangkalan ini memungkinkan Amerika Serikat memproyeksikan kekuatan dengan cepat ke hampir semua titik di dunia,” ujar Mark Cancian, penasihat senior di Center for Strategic and International Studies (CSIS), dalam wawancaranya dengan Al Jazeera.
Fungsi deterrence atau pencegahan juga krusial. Kehadiran militer AS di kawasan rawan memberi sinyal bahwa setiap agresi akan dihadapi dengan kekuatan penuh. Selain itu, pangkalan berperan sebagai pusat komunikasi, intelijen, hingga peluncuran operasi khusus.
“Banyak pangkalan di luar negeri yang menjadi pusat kendali operasi drone dan misi intelijen yang sifatnya sensitif,” ungkap laporan The Intercept.
Perlindungan jalur perdagangan strategis juga menjadi prioritas. Di Timur Tengah misalnya, keberadaan pangkalan di Qatar dan Bahrain erat kaitannya dengan pengamanan distribusi minyak global.
Sejarah dan Persebaran
Jaringan pangkalan luar negeri AS mulai terbentuk setelah Perang Dunia II, lalu berkembang pesat selama Perang Dingin untuk menahan pengaruh Uni Soviet.
Di Eropa, Jerman menjadi lokasi Pangkalan Udara Ramstein, pusat logistik dan operasi udara terbesar NATO. “Ramstein adalah kunci utama operasi udara Amerika di Eropa dan Afrika,” ujar Komando Angkatan Udara AS di Eropa dalam pernyataan resminya.
Di Asia, Jepang dan Korea Selatan menjadi pusat kekuatan menghadapi Tiongkok dan Korea Utara. Camp Humphreys di Korea Selatan bahkan disebut sebagai pangkalan militer AS terbesar di luar negeri.
Di Afrika, Camp Lemonnier di Djibouti menjadi markas utama operasi AS di Yaman dan Somalia. Pejabat Pentagon menyebut pangkalan ini sebagai “pos terdepan vital di Afrika Timur”.
