PBB: Serangan Udara Israel Gempur Gaza Tiap 8-9 Menit

Serangan Udara Israel Tewaskan 32 Orang dalam Semalam
Sumber :
  • AP News

Jakarta, VIVA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan konsekuensi menghancurkan bagi warga sipil di Gaza, setelah pasukan Israel mengintensifkan serangan udara dengan frekuensi tinggi.

Bias ke Israel, Hamas Konsultasi Internal Bahas Proposal Trump untuk Gaza

Mengutip data dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), Juru Bicara PBB, Stéphane Dujarric mengatakan, rata-rata satu serangan Israel menggempur Gaza setiap delapan hingga sembilan menit.

Dimana selama 24 jam terakhir, operasi Israel meningkat pesat dengan dampak besar pada penduduk sipil. Kekejaman itu membuat sekitar 16.500 orang terpaksa mengungsi dari Gaza Utara ke Gaza Selatan dalam sehari, khususnya pada hari Kamis kemarin.

Netanyahu Minta Maaf ke Qatar Atas Serangan di Doha, Janji Tak Mengulangi Lagi

Israel Menargetkan Kepemimpinan Hamas dalam Serangan di Qatar

Photo :
  • AP News

Petugas bantuan masih berada di jalur pengungsian untuk memberi pertolongan pertama, dukungan psikososial, merujuk ke layanan khusus jika perlu, dan menyampaikan informasi risiko bahan peledak kepada pengungsi baru.

Trump-Netanyahu Sepakati 20 Poin Rencana Damai Akhiri Perang Gaza, Ini Isinya

Namun, Dujarric memperingatkan bahwa tantangan di lapangan semakin berat. Karena meski telah ada upaya tersebut, ratusan ribu orang tetap tinggal di Kota Gaza di tengah kondisi tidak aman.

Mereka sangat bergantung pada bantuan kemanusiaan, karena layanan penting banyak yang ditutup atau harus direlokasi. 

Mengenai pembatasan akses bantuan oleh otoritas Israel, Dujarric menyebut dari 15 upaya koordinasi yang diajukan untuk mendukung warga di berbagai wilayah Gaza, hanya tujuh yang difasilitasi sepenuhnya pada hari Kamis. 

PBB mendesak Israel agar memfasilitasi penuh operasi kemanusiaan, termasuk pergerakan bantuan tanpa hambatan masuk dan melintasi Jalur Gaza. 

Di Tepi Barat yang diduduki, lebih dari 3.000 warga Palestina, setengahnya anak-anak, telah mengungsi akibat serangan pemukim ilegal dan pembatasan akses oleh Israel sejak Oktober 2023.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya