Demo GenZ Berhari-hari Pecah di Maroko, Kantor Polisi Diserbu 2 Tewas Ratusan Ditangkap
- Hespress
Rabat, VIVA – Dua orang tewas ketika petugas polisi menembaki sekelompok orang yang mencoba "menyerbu" sebuah kantor polisi di Maroko selatan, menurut media pemerintah, di tengah aksi protes pemuda GenZ yang diwarnai kekerasan melanda negara tersebut.
Otoritas Maroko juga menangkap lebih dari 400 orang selama protes yang menuntut reformasi di sektor kesehatan masyarakat dan pendidikan, ungkap Kementerian Dalam Negeri pada hari Rabu.
Malam kelima protes pemuda digelar di berbagai kota di negara Afrika Utara tersebut, pihak berwenang mengatakan malam keempat berubah menjadi lebih keras daripada sebelumnya.
Aparat melaporkan bahwa 263 anggota pasukan keamanan dan 23 warga sipil terluka ketika para demonstran membakar mobil dan menjarah toko-toko.
Personil keamanan menangkap demonstran ricuh di Ibu Kota Maroko
- moroccoworldnews
Demonstrasi tersebut diorganisir secara daring oleh sebuah kelompok pemuda anonim yang menamakan dirinya ‘GenZ 212’, menggunakan platform termasuk TikTok, Instagram, dan aplikasi game Discord.
Melalui nyanyian dan poster, para pemuda di Maroko memprotes aliran investasi miliaran dolar untuk persiapan Piala Dunia 2030, sementara banyak sekolah dan rumah sakit kekurangan dana dan masih dalam kondisi memprihatinkan.
Pada Selasa malam, sejumlah pemuda mengacungkan pisau dan melemparkan bom molotov serta batu, menurut juru bicara Kementerian Dalam Negeri dalam sebuah pernyataan. Ia mengatakan 409 orang telah ditahan polisi.
Gedung-gedung administrasi, bank, dan toko-toko dijarah atau dirusak di kota-kota Ait Amira, Inezgane, Agadir, dan Tiznit di wilayah Souss, serta kota Oujda di wilayah timur, ujarnya.
Video yang beredar di media sosial dan diverifikasi oleh Al Jazeera menunjukkan ATM yang rusak dan sebuah gedung bank yang tampaknya telah dijarah, dengan pecahan kaca berserakan di tanah.
Demonstran Maroko Protes Kesenjangan
Dalam unggahan yang membahas protes tersebut, kelompok GenZ 212 menyatakan menolak kekerasan dan berkomitmen untuk melanjutkan protes damai. Mereka menyatakan tidak berselisih dengan aparat keamanan, hanya dengan pemerintah.
Pernyataan Kementerian Dalam Negeri menyebutkan 142 kendaraan milik aparat keamanan dan 20 mobil pribadi telah dibakar.
Demonstran menunjuk stadion-stadion baru yang sedang dibangun atau direnovasi di seluruh negeri, sambil meneriakkan, "Stadion sudah ada, tapi di mana rumah sakitnya?" dan menuduh korupsi merajalela yang merugikan publik.