Kendaraan Polisi Tabrak Demonstran di Maroko, Korban Dilaporkan Tewas tapi Dibantah Pejabat
- X @NezamMahdawi
Rabat, VIVA – Aksi protes besar-besaran yang digelar kelompok pemuda Gen Z 212 di Maroko kembali diwarnai insiden serius. Sebuah kendaraan polisi dilaporkan menabrak demonstran di kota Oujda, timur laut Maroko, pada Selasa malam waktu setempat.
Menurut laporan media lokal dan aktivis hak asasi manusia, insiden itu menyebabkan seorang demonstran tewas dan beberapa lainnya luka-luka. Namun, kantor berita resmi Maroko (MAP) hanya menyebut korban mengalami cedera, tanpa mengonfirmasi adanya korban jiwa.
Pejabat pemerintah juga membantah kabar kematian, aparat keamanan mengklaim sudah bertindak sesuai prosedur dalam menghadapi massa.
Demo Gen Z Marak, Ratusan Orang Ditangkap
Gelombang unjuk rasa yang dipimpin anak muda ini sudah lebih dari lima hari. Kementerian Dalam Negeri Maroko menyatakan lebih dari 400 orang telah ditangkap sejak aksi dimulai, sementara ratusan anggota pasukan keamanan dan warga sipil mengalami luka-luka.
Demo ricuh GenZ pecah di Maroko
- Hespress
Bentrok makin keras setelah sejumlah demonstran melempari aparat dengan batu, membakar mobil, hingga merusak bank dan toko di berbagai kota.
Di wilayah selatan, dua orang dilaporkan tewas saat aparat menembaki massa yang mencoba menyerbu kantor polisi, meski angka tersebut juga belum dikonfirmasi pemerintah.
Kelompok GenZ 212, yang mengorganisir protes lewat TikTok, Instagram, dan Discord, menegaskan tuntutan utama mereka adalah perbaikan layanan kesehatan, pendidikan, serta penyediaan lapangan kerja.
Mereka menilai pemerintah lebih sibuk membangun stadion untuk Piala Dunia 2030 ketimbang memperhatikan kebutuhan dasar rakyat. Salah satu poster yang viral di Rabat berbunyi: “Setidaknya stadion FIFA punya kotak P3K, rumah sakit kami tidak.”
Pemerintah Janji Dialog, Massa Masih Turun ke Jalan
Koalisi pemerintah Maroko dalam pernyataannya menyatakan siap membuka dialog dengan pemuda untuk mencari solusi nyata atas tuntutan mereka. Namun, kelompok HAM menuduh aparat melakukan pemukulan brutal dan penangkapan sewenang-wenang, yang justru memperkeruh situasi.
