Pasang Kamera di Toilet Sekolah, Seorang Alumni SMA di Bandung Ditangkap Polisi

Kapolrestabes Bandung Komisaris Besar Polisi Budi Sartono.
Sumber :
  • tvOne/ Cepi Kurnia

Bandung, VIVA – Aparat Polrestabes Bandung menangkap AS, seorang alumni sebuah SMA negeri di Kota Bandung, Jawa Barat karena diduga memasang kamera dan merekam perempuan di toilet sekolah tersebut.

Polisi Buka-Bukaan: Ijazah SMA dan S1 Jokowi Sudah Kami Sita untuk Diuji Forensik

Kapolrestabes Bandung Komisaris Besar Polisi Budi Sartono mengatakan, pelaku melakukan aksinya pada 3 Desember tahun 2024. Pelaku kemudian dilaporkan ke Polsek Kiaracondong pada 22 Mei 2025.

"Kita telah mengamankan salah satu siswa (sekarang sudah alumni) di SMA Bandung yaitu di Kiaracondong. Atas nama AS," kata Budi di Mapolrestabes Bandung, Rabu, 28 Mei 2025.

Polisi Sita Ijazah SMA dan Kuliah Jokowi

Ilustrasi penangkapan

Photo :
  • Pixabay/Jushemannde

Pelaku, kata Budi, diduga melakukan tindak pidana kekerasan seksual yang dilakukan menggunakan CCTV ataupun alat perekam di kamar mandi sekolah tersebut. "Jadi yang bersangkutan menaruh alat perekam di kamar mandi dan disimpan di data handphone-nya dia sendiri," ujarnya.

Pemprov Jakarta Uji Coba 40 Sekolah Swasta Gratis Tahun Ini, Simak Daftarnya

Pelaku dijerat Pasal 14 ayat 1 Undang-undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual serta Pasal 27 ayat 1 Undang-undang Informasi Transaksi Elektronik.

"Ya untuk sementara diduga untuk dari yang bersangkutan ada kelainan seksual, untuk disimpan sendiri dan juga untuk dilihat dirinya sendiri," kata Budi.

Hingga saat ini, menurut dia, pihaknya telah meminta keterangan kepada tujuh orang saksi.

Budi mengatakan, terduga pelaku pun melakukan perbuatannya di sebuah vila di Lembang. Pihaknya berkoordinasi dengan Polda Jawa Barat terkait penanganan kasus karena lokasi perkara di beberapa wilayah.

"Tersangka ABH tersebut akan kita limpahkan ke Polda karena ada 2 TKP (Tempat Kejadian Perkara), yaitu 1 TKP berada di Kota Bandung di Kiaracondong, satu lagi berada di daerah Lembang," ujarnya.

Menurut Budi, para korban dari pelaku berbeda-beda dan jumlahnya belasan, termasuk beberapa korban di sekolah. Pihaknya menemukan video-video tersebut dari handphone milik pelaku. "Kami belum melihat adanya video tersebut tersebar di internet atau tempat lain," katanya.  

Laporan Cepi Kurnia

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya