Kembali Diintimidasi, Whatsapp Ketua BEM UI Kena Hack

Ilustrasi peretasan
Sumber :

Depok – Akun Whatsapp (WA) Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI), Melki Sedek Huang diretas. Ini bukan pertama kali Melki mendapat intimdasi. Sebelumnya, dia juga sudah mendapat intimidasi karena kerap melakukan kritik tajam.

Melki mengatakan, baru mengetahui WA pribadinya diretas pada dinihari tadi. Sekitar pukul 04.28 WIB dia mendapat pemberitahuan ada perangkat lain yang mencoba masuk ke akun WA pribadinya.

"Sekitar pukul 04.28 dini hari tadi saya dapat notifikasi dari pesan WhatsApp, tulisannya ada orang yang masuk ke WhatsApp pribadi saya," katanya pada Sabtu, 25 November 2023.

Ilustrasi scam/hacker/peretasan.

Photo :
  • Stock Adobe

Setelah mendapat pemberitahuan itu, tiba-tiba WA pribadinya keluar dari perangkat ponselnya. Dia sudah melalukan log in kembali, namun tidak bisa. Melki tidak mendapatkan SMS notifikasi ke ponselnya untuk verifikasi.

"Saya coba untuk masuk ke akun saya tapi belum dapat SMS notifikasi," jelasnya.

Melki mengaku tidak tahu mengapa WA pribadinya tiba-tiba keluar dari perangkat ponselnya. Dia pun masih belum tahu motif dan siapa yang melakukannya. Ketika ditanya apakah itu ada kaitannya dengan kritikan yang sering dilakukan, Melki belum dapat memastikan.

"Saya belum bisa memastikan ada indikasi atau enggak dengan kritikan kemarin. Saya belum bisa bilang karena belum punya bukti otentik," ungkapnya.

BLACKPINK Kena Hack! Lagu JUMP Anjlok dari Chart Spotify dan Apple Music

Dikatakannya, kalau memang benar hal itu berkaitan dengan kritikannya selama ini, maka hal itu dianggap sebagai upaya pembungkaman kebebasan berekspresi. Dia pun mengatakan hal itu harus dilawan. 

"Ini harus dilawan. Dan pihak manapun yang melakukan ini saya mau sampaikan, bahwa tidak sedikit pun memberikan rasa takut," tegasnya.

Prabowo: Kita Perlu Kritik dan Pengawasan, Tapi Kalau Nyinyir Itu Agak Lain
WhatsApp.

Pemerintah Tuding WhatsApp Punya Standar Ganda

Tidak hanya WhatsApp, pemerintah juga menuding Telegram punya standar ganda terkait permintaan data lantaran menolak mematuhi hukum negara, tapi kerja sama dengan asing.

img_title
VIVA.co.id
18 Agustus 2025