Nelayan Cilincing: Bukan Hanya Tanggul Beton, Limbah Juga Ancam Hidup Kami
- tvOnenews.com/Abdul Gani Siregar
Jakarta, VIVA – Polemik yang dihadapi para nelayan di Cilincing, Jakarta Utara, tidak hanya berhenti pada ramainya perbincangan soal struktur beton di perairan setempat. Mereka juga menghadapi persoalan yang sudah berlangsung lama, yakni pencemaran limbah industri dan rumah tangga yang mencemari laut tempat mereka mencari nafkah.
Ketua perwakilan nelayan Cilincing, Danu Waluyo, menegaskan bahwa masalah limbah ini sudah menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidup nelayan setempat.
Ketua perwakilan nelayan Cilincing, Danu Waluyo
- Abdul Gani Siregar/tvOnenews
“Kami punya permasalahan yang setiap tahun terkait dengan masalah limbah industri. Masalah limbah industri itu melalui sungai, di sini ada keterlibatan seluruh wilayah,” kata Danu dalam konferensi pers bersama manajemen PT Karya Citra Nusantara (KCN) serta perwakilan pemerintah, termasuk Kementerian Kelautan dan Perikanan, Minggu (14/9/2025).
Menurut Danu, sungai-sungai yang melintasi DKI Jakarta menjadi jalur utama masuknya limbah industri maupun sampah rumah tangga sebelum akhirnya bermuara di laut Cilincing. Kondisi tersebut membuat nelayan semakin sulit mendapatkan ikan, bahkan kapal mereka sering mengalami kerusakan.
“Karena limbah rumah tangga maupun limbah industri semua melalui sungai yang bermuara di laut. Faktor kerugian yang dihadapi oleh nelayan, baling-baling harus terkena sampah,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa kerusakan ekosistem laut akibat pencemaran bukan hanya tanggung jawab pihak industri semata, tetapi merupakan kesalahan bersama.
“Jadi semua itu terkena dampak, industri maupun rumah tangga, kita semua bersalah, kita akui saja,” sambungnya. (Abdul Gani Siregar/tvonenews)
