Efektifkah Tindakan Keras Terhadap Kelompok Ekstrem di Indonesia?

- abc
"Yang kita lihat di Surabaya adalah sel keluarga yang berada di bawah radar, dan berhasil melancarkan serangan tanpa terdeteksi," katanya.
"Polisi tidak mengidentifikasi adanya ancaman, mungkin karena keluarga itu tidak berkomunikasi dengan pihak di luar mereka, sehingga tidak ada laporan intelijen sama sekali," kata Prof Barton.
Hal ini, katanya, menunjukkan bahwa kampanye anti-terorisme di Indonesia selama dua dekade ini berjalan efektif.
Buktinya, kelompok-kelompok ekstrim ini dipaksa menjadi sangat tertutup, dan tidak menjalankan komunikasi secara luas.
"Tapi jika polisi saat ini bisa bebas menindaki melawan jaringan JAD, maka sel-sel keluarga tersebut pasti akan tertangkap sebelum mereka bertindak," katanya.
Penambahan kewenangan bisa efektif
Menurut Prof Barton UU Anti Terorisme hasil revisi tersebut sama dengan UU yang diberlakukan Australia pada 2014.
Dengan UU tersebut, Australia melarang warganya bepergian ke Suriah atau Irak untuk bergabung dengan ISIS.
Undang-undang serupa juga diberlakukan di negara-negara Eropa untuk membatasi ruang gerak kelompok semacam itu.
Serangan bom bunuh diri di London pada tahun 2005.