Penemuan Harta Karun Bukti OKI Pusat Perdagangan Sriwijaya?

Harta karun yang ditemukan di Ogan Komering Ilir (OKI) Sumsel
Sumber :
  • VIVA/Sadam Maulana

VIVA – Di balik kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan beberapa waktu lalu, ditemukan harta karun berupa emas, kendi, guci, senjata tajam, perhiasan dan benda berharga lainnya dengan ukiran dan pernak-pernik khas kerajaan. Dengan temuan itu, wilayah tersebut diduga merupakan pusat perdagangan Sriwijaya pada masa lampau.

Joncik Muhammad Jadi Satu-satunya Bupati Terpilih di Sumsel yang Gagal Dilantik 20 Februari, Ada Apa?

Arkeolog dari Balai Arkeologi Sumatera Selatan, Retno Purwanti bilang bahwa wilayah pesisir Sumatera, seperti OKI diketahui sebagai pusat perdagangan atau pelabuhan besar pada zaman Kerajaan Sriwijaya berdiri. Penemuan benda berharga di pantai timur Sumatera Selatan sudah dilakukan sejak 1990-an, berasal dari seorang kepala daerah di Karang Agung Tengah membawa contoh benda yang ditemukannya ke Balai Arkeologi.

"Benda tersebut berupa pecahan gerabah. Dari laporan itu, Balai (Arkeologi) Sumatera Selatan mengadakan penelitian di Karang Agung pada 1999-2003," kata dia di Sumatera Selatan, Minggu, 6 Oktober 2019, seperti dikutip dari VIVAnews.

Masuk Grup Neraka, Timnas Indonesia Punya Memori Kelam Kekalahan 0-10

Selain pecahan gerabah, ternyata di wilayah itu juga ditemukan benda dan tiang-tiang rumah abad ketiga dan keempat Masehi yang jumlahnya banyak. Selanjutnya, dilakukan penelitian di Air Sugihan dan kembali mendapat benda-benda peninggalan sejarah abad kesembilan dan ke-14 Masehi atau ketika Sriwijaya dalam masa kejayaannya. Kemudian penelitian dilakukan di Cengal pada 2012.

"(Di Cengal) Ditemukan kemudi perahu dan benda arkeologi yang berdasarkan penanggalan karbon berasal dari masa keruntuhan Sriwijaya sampai masa Kesultanan Palembang," ujar Retno.

Seventeen Dinobatkan Sebagai Duta Persahabatan Pemuda Pertama UNESCO

Setelah sekian penelitian dilakukan, puncak temuan oleh warga terjadi dalam beberapa tahun ini. Semuanya terjadi karena kemarau panjang pada 2015 lalu, yang menyebabkan kekeringan sampai kebakaran hutan dan lahan gambut. Akibat kebakaran tersebut, peninggalan sejarah masa lalu di dalam air menjadi terlihat.

Warga yang membantu petugas pemadam kebakaran untuk memadamkan api di kecamatan Cengal, Tulung Selapan, dan Air Sugihan pun menemukan emas, perhiasan, logam mulia, serta benda berharga lainnya. Sayangnya, warga tak melaporkan temuan benda peninggalan sejarah itu ke Balai Arkeologi, sehingga membuat peneliti kesulitan merangkai sejarah masa lalu di kawasan tersebut.

Membaca Alquran

Mengapa Nuzulul Quran Diperingati Setiap 17 Ramadan? Ini Sejarahnya

Nuzulul Qu'ran diperingati setiap 17 Ramadan sebagai peristiwa turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad saw. Simak sejarah dan maknanya di sini!

img_title
VIVA.co.id
17 Maret 2025