Anggota DPR "Teriak" Minta Lockdown Cegah Penyebaran COVID-19
- ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Sayangnya, kebijakan drastis itu saya lihat tak segera muncul. Saya paham ada banyak sekali pro dan kontra terkait kebijakan lockdown, khususnya untuk Jakarta, yang kini menjadi episentrum wabah di tanah air. Mereka yang kontra umumnya berargumen kebijakan lockdown akan mempercepat terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, mengingat Jakarta adalah urat nadi perekonomian kita.
Sebagai pembanding, mereka yang kontra biasanya menyebut Hongkong dan Shanghai yng juga tidak di-lockdown oleh Pemerintah Cina. Begitu juga dengan Singapura, yang berhasil menekan penularan Covid-19 tanpa lockdown. Namun, membandingkan diri dengan kasus Singapura, Hongkong dan Shanghai, saya kira tidaklah sepadan, tidak 'apple to apple' dalam menilai kebijakan lockdown.
Singapura, misalnya, memang tak perlu melakukan lockdown karena mereka bisa mengontrol sepenuhnya semua pintu masuk ke negaranya yang jumlahnya memang tak banyak. Terbukti, meski termasuk negara ASEAN pertama yang terpapar corona, sejauh ini jumlah korban meninggal di negara kota tersebut hanya 2 orang. Itupun, salah satunya pasien dari Indonesia.
Juga, jangan bandingkan wacana mengenai lockdown Jakarta dengan Hongkong dan Shanghai. Kedua kota itu tidak di-lockdown oleh Pemerintah Cina bukan karena posisinya sebagai pusat bisnis dan perekonomian, namun karena memang kedua kota itu bukan episentrum wabah corona. Di sisi lain, kita sama-sama melihat, Pemerintah Cina sejak awal sangat tegas segera me-lockdown Wuhan, kota yang menjadi episentrum wabah.
Artinya, dalam menyusun pertimbangan mengenai lockdown Jakarta, maka kasus Singapura, Shanghai dan Hongkong bukanlah pembanding yang tepat. Kasus lockdown kota Manila, atau New York, mungkin bisa dijadikan pembanding. Saya sepenuhnya memahami, dalam wacana lockdown kota Jakarta, dilema terbesar kita adalah Jakarta bukan hanya urat nadi bagi perekonomian dan politik nasional, tapi kini telah menjadi episentrum wabah Covid-19.
Di satu sisi, kebijakan lockdown dikhawatirkan akan memukul rakyat kecil yang menyandarkan pendapatannya pada kerja-kerja harian. Namun di sisi lain, jika tak dibuat kebijakan tegas seperti lockdown, dikhawatirkan kita tak akan bisa membatasi penyebaran virus ini ke depannya.