Jumlah Tersangka Kasus WA Grup STM Bertambah Jadi 12 Orang

WA Grup Mengatasnamakan Anak STM
Sumber :
  • Foto Viral WhatsApp Grup STM""

VIVAnews - Jumlah tersangka kasus WhatsApp group (WAG) siswa STM/SMK, yang berisi ajakan merusuh dalam kegiatan demonstrasi tolak RUU KPK di depan gedung DPR/MPR, bertambah jadi 12 orang. Dari 12 tersangka tersebut, 10 orang di antaranya anak di bawah umur.

Densus 88 Tangkap Pelajar di Gowa, Diduga Terlibat Jaringan Terorisme

"Sampai hari ini tersangka bertambah menjadi 12 orang. Yang masih di bawah umur, didiversi," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Polisi Asep Adi Saputra di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin, 7 Oktober 2019.

Untuk dua tersangka lainnya, Asep menuturkan sudah berusia dewasa. Dari 12 tersangka, tiga tersangka merupakan kreator dan 9 lainnya berperan sebagai admin grup.

Admin Grup 'Fantasi Sedarah' Ditangkap di Bali, Sebarkan Konten Asusila Sejak 2022

Lebih lanjut, Asep menuturkan penanganan 10 tersangka di bawah umur dilakukan diversi. Sementara dua tersangka dewasa tak dilakukan penahanan.

"Mereka tetap tersangka tapi tidak ditahan," kata Asep.

Kebijakan Trump Ancam Mahasiswa Asing: Hampir 6.800 Pelajar di Harvard Harus Tinggalkan AS

Sebelumnya, polisi menetapkan tujuh tersangka terkait WA Grup siswa STM/SMK yang isi perbincangan di dalamnya dinilai sarat provokasi. Modus operandi para tersangka adalah membuat WAG dan membagikan link WAG ke media sosial dengan harapan dapat menghimpun massa untuk 'bergerak' ke gedung DPR/MPR dan ikut demonstrasi tolak RUU KPK dan RUU KHUP.

Salah satu percakapan yang bersifat provokasi adalah admin meminta member grup WAG membawa bekal batu, senjata tajam, dan bom molotov saat ikut demonstrasi.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi

Dedi Mulyadi Berlakukan Jam Malam Bagi Pelajar di Jawa Barat

Dedi Mulyadi dalam edarannya menyatakan penerapan pembatasan kegiatan peserta didik di luar rumah pada malam hari, mulai pukul 21.00 hingga 04.00 WIB setiap harinya.

img_title
VIVA.co.id
27 Mei 2025