Panas, Geisz Chalifah ke Kapitra: Ngerti Nggak yang Anda Bicarakan
- tvOne
"Oke kalau begitu ke pertanyaan kedua," ujar Geisz.
Namun, Kapitra merespons dengan nada keras sambil menunjuk-nunjuk ke arah Geisz. "Anda enggak berhak bertanya ke saya," kata Kapitra dengan memotong Geisz.
"Lah, Anda kan menilai 3-4 tahun sebelumnya," sergah Geisz.
"Hei, Anda bicara apa yang Anda tahu. Apa yang Anda ditanya jelaskan. Jangan tendensius begitu," tutur Kapitra dengan emosi.
Menurut dia, baiknya Geisz memaparkan pandangannya. Tak perlu bertanya terhadapnya.
"Kalau Anda minta saya uraikan lagi kenapa ini kota amburadul ini saya uraikan. Anda jawab sendiri, counter saya," ujar Kapitra.
"Oke, saya counter sekarang. Anda menyatakan sesuatu," kata Geisz.
"Saya menyatakan sesuatu yang jadi hak saya," potong Kapitra.
Baca Juga: Kritik Jakarta Amburadul, Megawati Banggakan Solo dan Surabaya
Geisz pun menjelaskan kondisi Jakarta yang memiliki kelas sosial luar biasa. Namun, di era Anies kelas sosial itu sudah jadi penyatuan.
Ia mencontohkan saat masih muda sulit menemukan tempat untuk menyatukan kelas sosial di Ibu Kota.
"Sekarang, tempat di mana-mana. Anak muda datang lewat transportasi MRT dan TransJakarta. Kelas sosial itu dipersempit. Itu peradaban. Itulah transportasi yang menyatukan," jelas Geisz.
"Bagaimana sekarang bisa menyatakan yang sekarang lebih amburadul dari tiga empat tahun kemarin. Sementara, publik jadi punya tempat untuk berinteraksi," tambah Geisz.
Usai paparan itu, ia pun mengajukan pertanyaan ke Kapitra soal kuliner terkenal Ibu Kota yaitu Nasi Kapau di Matraman dekat Pasar Senen.
"Itu satu, kedua Anda pernah jalan-jalan ke Nasi Kapau Tengah?" tanya Geisz.
Lagi-lagi, Kapitra dengan nada keras terbata-bata sambil menunjuk Geisz.
"Anda tanya diri Anda jelaskan, Anda gak berhak tanya saya. Atau saya jawab pertanyaan Anda," ujar Kapitra.
Geisz pun bilang ia sudah menjawab argumen Kapitra. Namun, ia meminta agar Kapitra menjawab pertanyaannya.
Kapitra pun menjawab dengan menyoroti peradaban di suatu kota itu terkait cara berpikir melahirkan sains dan teknologi.
"Saya tanya pernah ke Senen, Nasi Kapau, jawabnya enggak usah panjang-panjang. Jauh amat," kata Geisz.