Seorang Istri di Pasuruan Jadi Korban Kekerasan Seksual Suaminya asal Australia

Wahyu Novitasari, didampingi kuasa hukumnya, Erwin Indra Prasetya
Sumber :
  • VIVA.co.id/Uki Rama (Malang)

Pasuruan, VIVA –  Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) kembali mencuat di Kabupaten Pasuruan. Seorang wanita bernama Wahyu Novitasari melaporkan tindakan kekerasan sesksual dan fisik yang dialaminya selama bertahun-tahun kepada pihak kepolisian. 

Polisi Selidiki Dugaan Pelecehan Seksual oleh Oknum Guru SLB di Tangsel

Pelaku diduga adalah suaminya sendiri, seorang warga negara asing (WNA) asal Australia. Novi mengungkapkan bahwa selama hampir dua dekade pernikahan, ia hidup dalam ketakutan akibat perlakuan kasar suaminya. 

Kekerasan fisik yang dialaminya meliputi pemukulan, penendangan, hingga pencekikan. Lebih memprihatinkan lagi, Novi juga mengaku menjadi korban kekerasan seksual berulang kali. Tidak hanya dirinya, orang-orang terdekatnya pun diduga menjadi sasaran tindakan keji tersebut.

Pasang Kamera di Toilet Sekolah, Seorang Alumni SMA di Bandung Ditangkap Polisi

"Saya sangat trauma dengan apa yang saya alami. Kekerasan fisik dan seksual terjadi berulang kali," ujar Novi pada Rabu, 20 November 2024. 

Kondisi psikologis Novi saat ini sangat memprihatinkan. Hasil pemeriksaan psikolog menunjukkan bahwa ia mengalami gangguan stres pasca-trauma (PTSD) tingkat berat akibat peristiwa traumatis yang dialaminya.

Kasus Kekerasan pada Perempuan Meningkat! Jangan Takut Lapor, Begini Caranya

Menanggapi kasus ini, kuasa hukum Novi, Erwin Indra Prasetya, mendesak pihak kepolisian untuk segera menangkap pelaku. Ia juga menyoroti lambatnya proses penyelidikan dan mencurigai adanya intervensi dari pihak-pihak tertentu.

"Kami berharap polisi dapat bertindak tegas dan cepat dalam menangani kasus ini. Jangan sampai ada warga negara asing yang merasa kebal hukum di Indonesia," ujar Erwin.

Sementara, Kasat Reskrim Polres Pasuruan, AKP Achmad Doni Meidianto, memastikan bahwa pihaknya telah menerima laporan tersebut dan saat ini tengah melakukan penyelidikan mendalam. Doni menegaskan bahwa proses hukum akan tetap berjalan secara objektif dan transparan.

"Kami akan terus berupaya mengungkap kasus ini hingga tuntas. Pelaku akan dijerat sesuai dengan hukum yang berlaku," kata Doni.

Kasus ini menjadi sorotan publik dan mengundang keprihatinan atas maraknya kasus KDRT, terutama yang melibatkan warga negara asing. Pihak kepolisian diharapkan dapat segera menyelesaikan kasus ini dan memberikan keadilan bagi korban.

Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon

Pernyataan Tentang Perkosaan Massal 1998 Panen Kritikan, Ini Penjelasan Fadli Zon

"Berbagai tindak kejahatan terjadi di tengah kerusuhan 13-14 Mei 1998, termasuk kekerasan seksual. Namun terkait ‘perkosaan massal’ perlu kehati-hatian" kata Fadl Zon.

img_title
VIVA.co.id
16 Juni 2025