Denny JA Rumuskan 6 Prinsip Emas Spiritualitas di Era AI

Denny JA
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta, VIVA – Denny JA, seorang pemikir dan tokoh lintas disiplin, merumuskan The Six Golden Principles of Spirituality in the Era of AI. Hal ini ia lakukan sebagai panduan dalam menghadapi perubahan era yang dipenuhi teknologi dan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). 

AI Makin Ngeri, Profesi Perawat dan Sopir Truk Bisa 'Lenyap' Sebelum 2035

Prinsip-prinsip ini tidak hanya berbicara tentang hubungan manusia dengan teknologi, tetapi juga tentang pencarian makna hidup yang universal.

Denny mencontohkan perkembangan di Silicon Valley, pusat inovasi digital. Di sana menghadirkan ironi besar. 

Wamenkomdigi: Jurnalis Masih Lebih Hebat dari AI

"Di tengah revolusi algoritma dan data, perusahaan seperti Google justru mendorong karyawan mereka untuk belajar mindfulness dan meditasi, sebuah cara untuk berhenti dan jeda di tengah hiruk-pikuk teknologi," kata Denny JA dalam keterangan tertulisnya, Sabtu 21 Desember 2024.

Denny JA

Photo :
  • Istimewa

Bursa Asia Kinclong Susul Reli Indeks Teknologi di Wall Street, Shutdown AS Masih Hantui Pasar

Dalam konteks ini, Denny JA mengungkapkan bahwa spiritualitas kini bertransformasi menjadi keterampilan hidup, tidak lagi eksklusif milik agama tertentu, tetapi menjadi jembatan antara kebutuhan batiniah dan tuntutan duniawi.

Di bawah ini 6 prinsip emas spiritualitas untuk Era AI yang dirumuskan Denny JA, berdasarkan studi mendalam selama 30 tahun dalam penemuan positive psychology, neuroscience, mempelajari tradisi anek agama.

1. Spirit Mengutamakan Persamaan Manusia, Ketimbang Perbedaannya

Persamaan antar homo sapiens lebih tua, lebih dalam, dan lebih hakiki dibandingkan perbedaan yang muncul akibat agama atau keyakinan. 

Agama-agama besar dunia baru muncul di ujung 1% terakhir dari sejarah manusia. Sebelumnya, spiritualitas telah menjadi bagian dari hidup manusia selama ribuan tahun—sebuah pencarian atas makna melalui langit yang tak terbatas atau api unggun yang menyala di gua.

Era ini mengajarkan bahwa dasar dari semua keyakinan adalah sama: mencari makna, merawat kehidupan, dan menjawab misteri eksistensi. 

Persamaan ini adalah fondasi harmoni. Denny JA menegaskan bahwa spiritualitas modern harus menjadi alat untuk membangun jembatan, bukan tembok pemisah.

2. Warisan Agama Sebagai Kekayaan Kultural Milik Bersama

Lebih dari 4.200 agama dan kepercayaan yang ada di dunia bukan hanya milik para penganutnya, tetapi juga warisan budaya umat manusia. Setiap agama, dalam intinya, menyimpan pesan cinta, belas kasih, dan kebijaksanaan yang universal.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya