Terungkap Penyebab Kematian 75 Ton Ikan Keramba Jaring Apung Danau Maninjau

Ilustrasi Kematian Ikan KJA Danau Maninjau
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andri Mardiansyah (Padang)

Agam, VIVA – Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Agam mengungkapkan, sudah 75 ton ikan budidaya petani Keramba Jaring Apung (KJA) Danau Maninjau yang mati sejak beberapa hari terakhir. 

Cuaca Ekstrem Tekan Kinerja, Buma Internasional Siapkan Strategi Pemulihan 

Sejumlah 75 ton ikan rata-rata jenis nila yang mati itu, tersebar di beberapa KJA yang ada di wilayah Nagari Tanjung Sani, Kecamatan Tanjung Raya dan Jorong Lubuak Anyia, Banda Tangah dan Lubuak Kandang.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam, Rosva Deswira menjelaskan, kasus kematian ikan secara massal ini merupakan fenomena berulang yang disebabkan oleh faktor cuaca. 

6 Pertandingan Piala Dunia Antarklub 2025 Ditunda Gara-gara Cuaca, Gimana Nanti Piala Dunia 2026?

Ilustrasi Kematian Ikan keramba Jaring Apung Danau Maninjau

Photo :
  • VIVA.co.id/Andri Mardiansyah (Padang)

"Kematian ikan ini akibat angin kencang sejak Minggu kemarin yang menyebabkan terjadinya pembalikan air dari dasar ke permukaan air danau," kata Rosva, dikutip dari keterangan resminya, Selasa 21 Januari 2025. 

Pendapatan Buma Grup Turun 17 Persen di Kuartal I-2025, Cuaca Ekstrem Jadi Biang Kerok

Kondisi itu, kata Rosva Deswira, menyebabkan kadar oksigen di Danau Maninjau rendah sehingga ikan-ikan di KJA kekurangan oksigen dan mati.

"Kita sudah minta petani untuk tidak membuangnya bangkai ikan ke danau, agar danau Maninjau tak tercemari,"ujarnya. 

Rosva menambahkan bahwa pada 21 November 2024 lalu, pihaknya sudah menerbitkan surat edaran tentang prediksi cuaca ekstrem, termasuk juga berbagai upaya mitigasi untuk mencegah kematian ikan di KJA.

"Surat edaran itu sebelumnya sudah kita berikan ke wali nagari dan Camat Tanjung Raya," katanya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya