13 Tuntutan Mahasiswa ke Pemerintah saat Demo 'Indonesia Gelap'
- VIVA.co.id/Andrew Tito
Jakarta, VIVA — Aksi demonstrasi bertajuk 'Indonesia Gelap' yang digelar oleh sejumlah elemen mahasiswa di Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, pada Senin 17 Februari berujung sedikit ricuh.
Salah satu kelompok yang ikut dalam aksi ini adalah Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI). Mereka mengkritik berbagai kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan masyarakat dan menuntut perubahan.
Demonstrasi yang dimulai sekitar pukul 15.00 WIB itu berlangsung dengan orasi dan penyampaian tuntutan. Namun, situasi mulai memanas ketika terjadi aksi pelemparan benda ke arah aparat keamanan.
Mereka menggelar aksi unjuk rasa bertajuk “Indonesia Gelap”, sebuah bentuk protes terhadap berbagai kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan rakyat.
- VIVA.co.id/Andrew Tito
Ketegangan mulai terjadi ketika massa aksi yang telah memenuhi area pembatas jalan beton di Jalan Medan Merdeka Barat mulai melemparkan botol plastik, bilah kayu, dan sampah ke arah barisan polisi yang berjaga di lokasi.
Beberapa peserta aksi terlihat berdiri dan duduk di atas pagar beton, meneriakkan yel-yel sambil menyoraki aparat keamanan. Situasi semakin panas ketika salah satu polisi menggunakan pengeras suara (toa) untuk meminta massa membubarkan diri karena waktu demonstrasi sudah melewati batas yang ditentukan.
“Kami meminta agar para peserta aksi tidak melakukan provokasi dengan menunjuk-nunjuk atau melempar barang ke arah kami,” ujar salah seorang polisi dari pengeras suara sekitar pukul 18.00 WIB.
Namun, imbauan tersebut tidak sepenuhnya diindahkan oleh massa.
Selain ketegangan dengan aparat, demonstrasi ini juga diwarnai aksi pembakaran ban, spanduk, tumpukan sampah, dan batang kayu pada sekitar pukul 17.00 WIB.
Asap hitam pekat dari ban yang terbakar membuat udara di sekitar lokasi menjadi sesak. Banyak peserta aksi yang akhirnya mengenakan masker untuk menghindari bau menyengat dari pembakaran tersebut.
Menurut para demonstran, aksi bakar ban ini merupakan bentuk kekecewaan terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak pada rakyat.
13 Tuntutan Mahasiswa untuk Pemerintah
Dalam aksi ini, mahasiswa membawa 13 tuntutan utama yang mereka nilai sebagai isu mendesak yang harus segera ditindaklanjuti pemerintah.
Bagas Wisnu, Jenderal Lapangan Aksi Indonesia Gelap, menyatakan bahwa aksi ini bukan hanya bentuk protes, tetapi juga panggilan kepada seluruh elemen masyarakat untuk terus mengawal jalannya pemerintahan.
“Jika pemerintah tidak merespons tuntutan ini, kami akan terus menggelar aksi serupa di berbagai daerah di seluruh Indonesia,” tegasnya.
Berikut adalah 13 tuntutan yang disampaikan oleh massa aksi ‘Indonesia Gelap’:
1. Pendidikan gratis, ilmiah, dan demokratis, serta batalkan pemangkasan anggaran pendidikan.
2. Cabut proyek strategis nasional (PSN) yang dinilai merampas hak rakyat, serta dorong reforma agraria sejati.
3. Tolak revisi Undang-Undang Minerba, yang dianggap sebagai alat pembungkaman kritik di lingkungan akademik.
4. Hapuskan multi-fungsi ABRI, karena keterlibatan militer dalam sektor sipil berpotensi mengancam demokrasi.
5. Sahkan Rancangan Undang-Undang Masyarakat Adat, untuk melindungi hak-hak masyarakat adat atas tanah dan budaya mereka.
6. Cabut Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025, yang dinilai mengancam sektor pendidikan dan kesehatan rakyat.
7. Evaluasi total program makan bergizi gratis, agar tidak hanya menjadi alat politik tetapi benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.
8. Realisasikan anggaran tunjangan kinerja dosen, demi kesejahteraan akademisi dan peningkatan kualitas pendidikan tinggi.
9. Desak Presiden menerbitkan Perppu Perampasan Aset, untuk memberantas korupsi dan kejahatan ekonomi secara efektif.
10. Tolak revisi Undang-Undang TNI, Polri, dan Kejaksaan, karena dinilai dapat memperkuat impunitas aparat dan melemahkan pengawasan publik.
11. Efisiensi dan perombakan Kabinet Merah Putih, untuk mengatasi keborosan serta mengganti pejabat yang dianggap bermasalah.
12. Tolak revisi peraturan tata tertib DPR, yang dianggap berpotensi menimbulkan penyalahgunaan kewenangan di lembaga legislatif.
13. Reformasi total Polri, untuk menghapus budaya represif dan meningkatkan profesionalisme kepolisian.
Mahasiswa yang tergabung dalam aksi “Indonesia Gelap” menyatakan bahwa jika pemerintah tidak memberikan respons konkret terhadap tuntutan mereka, aksi serupa akan terus digelar di berbagai kota lain.
Demonstrasi ini mencerminkan meningkatnya ketidakpuasan publik terhadap berbagai kebijakan pemerintah, terutama di bidang pendidikan, ekonomi, hukum, dan keamanan.
Hingga aksi berakhir, belum ada pernyataan resmi dari pihak pemerintah terkait tuntutan yang diajukan oleh para mahasiswa. Namun, situasi di sekitar Patung Kuda berangsur kondusif setelah aparat berhasil membubarkan massa menjelang malam.