BNPB Imbau Waspada Cuaca Ekstrem 10-20 Maret 2025, Sukabumi Jadi Perhatian Khusus
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta, VIVA – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto meminta Pemerintah Kabupaten Sukabumi mewaspadai potensi cuaca ekstrem pada 10-20 Maret 2025, pascabencana banjir dan longsor yang sempat melanda wilayah tersebut.
Dia berharap hal itu dapat diantisipasi dengan operasi modifikasi cuaca (OMC) sejak dini, sehingga bencana banjir dan longsor di Sukabumi tidak terulang kembali.
Saat ini, telah disiagakan 4 pesawat untuk melakukan OMC di wilayah Jabodetabek.
"Karena Sukabumi sangat khusus. Kalau nanti akan dilakukan OMC dan Bupati berkeinginan, saya akan meminta BMKG untuk menganalisis khusus Sukabumi, wilayah mana yang bahaya," kata Suharyanto dalam keterangannya, Sabtu, 8 Maret 2025.
Bencana Alam di Sukabumi
- VIVA.co.id/Adi Suparman (Bandung)
Dia mengatakan, apabila ada permintaan dari pemerintah setempat, OMC akan dilakukan untuk mengantisipasi potensi bencana di rentang waktu 10-20 Maret 2025 tersebut.
Selain pembahasan potensi cuaca ekstrem, Kepala BNPB juga menyampaikan beberapa poin masukan kepada Pemerintah Kabupaten Sukabumi dalam penanganan banjir dan longsor.
Suharyanto menambahkan, pemerintah pusat berkomitmen membantu Pemda pascabencana di Sukabumi. Operasi pencarian dan pertolongan juga terus dilakukan oleh tim gabungan yang dipimpin Basarnas.
Operasi pencarian pun dilakukan selama 7 hari, namun apabila ada permintaan warga hal ini dapat diperpanjang dalam beberapa hari. Suharyanto juga meminta pihak Kodim untuk berkomunikasi dengan warga yang anggota keluarganya masih hilang hingga saat ini.
"Apabila warga sudah mengikhlaskan, operasi pencarian dapat dihentikan," ujarnya.
Diketahui, BNPB juga meminta Kodim untuk mengerahkan personel di lapangan, guna membantu BPBD dan unsur terkait dalam pembersihan sampah banjir. Apabila masih terjadi genangan, BNPB akan meminta petugas untuk memompa air agar cepat surut.
Terkait dengan bantuan makanan, BNPB menyarankan pemerintah setempat untuk mengkaji teknis operasional antara dapur umum atau distribusi paket sembako kepada warga terdampak. Hal tersebut menggarisbawahi arahan Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka, setelah meninjau lokasi bencana di Kampung Gumelar dan Desa Loji.