Momen Bupati Purwakarta Sebut Dedi Mulyadi 'Raja' saat Lepas Siswa Pelaku Tawuran ke Barak Militer

Dedi Mulyadi dan Saepul Bahri Binzein
Sumber :
  • instagram @dedimulyadi71

VIVA – Momen unik terjadi saat Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melepas keberangkatan sejumlah siswa bermasalah dari Purwakarta menuju barak pendidikan militer.

Jabar Tertinggi Pemain Judol Dapat Bansos, Dedi Mulyadi Minta Disetop: Itu Kejahatan

Dalam video yang diunggah di Instagram @dedimulyadi71, Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein secara terang-terangan menyebut Dedi sebagai "Raja."

Dalam kesempatan itu, Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa siswa-siswa yang diberangkatkan merupakan mereka yang pernah terlibat tawuran, merokok, bahkan ada yang terjerat narkoba.

"Kami Dirugikan!” 8 Organisasi SMA Swasta Gugat Dedi Mulyadi ke PTUN

Ini siswa-siswa sudah masuk ke dalam mobil Resimen 1/Kostrad. Rata-rata mereka pernah tawuran, merokok, bahkan ada yang pakai narkoba," kata Dedi.

Kabupaten Purwakarta menjadi wilayah pertama yang mengirimkan siswa untuk mengikuti pendidikan militer sebagai bagian dari program pembinaan karakter.

Dedi Mulyadi soal Bendera One Piece: yang Penting Merah Putih Paling Atas

Saepul Bahri, yang hadir langsung di lokasi, menuturkan bahwa langkah ini diambil setelah adanya korban akibat tawuran di wilayahnya.

"Ini anak-anak (tawuran) ada korbannya dibacok jadi kita bagian nebus aja Rp11 juta di RS Hasan Sadikin. Sekarang yang ngeroyok ini sudah dibawa ke sini semua," ujarnya.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi di Sela-sela Rapat Bersama Komisi II DPR RI

Photo :
  • VIVA.co.id/Rahmat Fatahillah Ilham

Dedi juga sempat memastikan kesiapan pemerintah daerah untuk menjalankan program yang berlangsung selama enam bulan tersebut.

"Siap pak Bupati? duitnya ada? Enam bulan yah. Ini Purwakarta memulai Resimen 1 Kostrad," tanya Dedi

Kemudian dijawab tegas oleh Saepul dengan menyebutnya "Raja."

"Siap raja, (duitnya) ada Raja," kata Saepul

Program pendidikan militer ini merupakan kerja sama antara Pemprov Jabar dengan TNI dan Polri, yang difokuskan pada siswa yang sulit dibina atau terindikasi terlibat pergaulan bebas dan tindak kriminal.

Peserta akan mengikuti pelatihan di barak-barak khusus selama enam bulan tanpa mengikuti pendidikan formal. TNI akan langsung menjemput siswa ke rumah untuk menjalani program ini. Pendanaan program dilakukan melalui kolaborasi antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota terkait.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya