13 Siswa di Manokwari Diduga Keracunan Makan Bergizi Gratis, Ombudsman Cek Dapur Penyedia
- Ali Nur Ichsan/ANTARA
Papua Barat, VIVA – Ombudsman Perwakilan Papua Barat menyatakan akan mengecek dapur penyedia makanan untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menyusul kasus dugaan keracunan yang menimpa sedikitnya 13 siswa di Kabupaten Manokwari. Belasan siswa dari dua sekolah mengalami gejala kesehatan setelah mengonsumsi makanan dari program pemerintah tersebut.
Kepala Ombudsman Perwakilan Papua Barat, Amos Aktana, menyampaikan bahwa para siswa dari SD Negeri 45 Arowi dan SMP Negeri 13 Manokwari mengalami gejala sesak napas, pusing, dan muntah-muntah usai menyantap makanan yang disediakan dalam Program MBG.
VIVA Militer: Para siswa di Papua menikmati program Makanan Bergizi Gratis (MBG)
- Pen. Kogabwilhan III
"Hari ini anak-anak tersebut sebagian langsung dibawa ke Puskesmas Pasir Putih, sementara empat lainnya dirujuk ke RSUD Manokwari. Kita hari ini juga langsung meninjau lokasi sekolah dan rumah sakit," kata Amos di Manokwari, Rabu (30/7/2025).
Amos menegaskan bahwa pihaknya akan mengecek langsung dapur penyedia makanan, meskipun ini merupakan kasus pertama yang tercatat dalam program tersebut.
"Kami akan cek langsung dapurnya. Meski baru pertama kali terjadi tapi kejadian ini jadi catatan penting agar ke depan program ini bisa berjalan lebih baik dan tidak membahayakan siswa,"Â ujarnya.
Amos mengingatkan bahwa Program MBG dijalankan pemerintah dengan tujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui asupan makanan bergizi. Namun, insiden ini menunjukkan bahwa tata kelola pelaksanaannya masih memerlukan evaluasi menyeluruh.
Ia menjelaskan bahwa sekolah hanya bertindak sebagai penerima manfaat, sedangkan pengelolaan makanan disiapkan oleh pihak dapur sehat yang ditunjuk.
"Ombudsman akan memeriksa dapur penyedia makanan bagi penerima manfaat Program MBG di Manokwari, termasuk yang melayani wilayah Kelurahan Pasir Putih," tambahnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, Marten Rantetampang, mengatakan bahwa pihaknya telah mengirimkan tim medis untuk memeriksa kondisi para siswa.
"Kami sudah mengambil sampel makanan untuk diuji. Ini sebagai langkah awal untuk memastikan penyebab pastinya,"ujar Rantetampang yang turut mendampingi kunjungan Ombudsman ke rumah sakit.
Menurut Marten, laporan awal diterima dari guru SD Negeri 45 Arowi dan SMP Negeri 13 Manokwari yang menyebutkan 12 siswa SD dan satu siswa SMP mengalami gejala mual, pusing, hingga muntah-muntah setelah menyantap makanan dari Program MBG.
Para siswa yang terdampak kini telah mendapat penanganan medis, dan pihak dinas masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium atas sampel makanan guna memastikan penyebab kejadian.
Amos Aktana juga berharap pemerintah daerah dan pusat menjadikan insiden ini sebagai bahan evaluasi untuk membenahi sistem penyediaan, penyimpanan, dan distribusi makanan dalam program MBG agar tidak membahayakan kesehatan anak-anak penerima manfaat di kemudian hari. (ANTARA)