Kepala BGN: Banyak Cafe hingga Hotel Berubah Layani Program MBG
- Biro Pers Sekretariat Presiden
Jakarta, VIVA – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana mengatakan bahwa banyak cafe hingga hotel berubah fungsi melayani program makan bergizi gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto.
Hal tersebut diungkapkan Dadan usai memberikan laporan ke Presiden Prabowo terkait program MBG di Istana Negara pada Selasa, 12 Agustus 2025.
Dadan menjelaskan tempat makan berupa cafe, bahkan hotel itu berubah melayani Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang mendistribusikan MBG ke penerima manfaat.
Momen Presiden Prabowo Ajak Bill Gates Tinjau Program MBG di SDN 03 Jati, Pulogadung, Jakarta Timur
- VIVA.co.id/Rahmat Fatahillah Ilham
"Banyak sekarang ini restoran, cafe, kemudian catering bahkan ada hotel yang berubah fungsi dari melayani customer umum, melayani satuan pelayanan pemenuhan gizi dan mengirimkan makanan ke berbagai penerima manfaat," kata Dadan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
Dadan mengungkapkan kini pihak cafe atau tempat makan seperti terlihat sepi pengunjung. Namun, kata dia, tempat tersebut sudah berubah fungsi untuk melayani progam MBG yang mendistribusikan makanan ke sekolah hingga ke rumah untuk ibu hamil.
"Jadi kalau satu tempat makan biasanya melayani mungkin ya sekitar 500 pengunjung, sekarang itu satu restoran yang berubah fungsi jadi SPPG itu melayani 3500 porsi dan tidak ada satupun yang parkir di restoran tersebut. Jadi, makanan dikirim ke sekolah atau ke rumah untuk ibu hamil, busui dan anak balita," kata dia.
Dadan menjelaskan bahwa saat ini penerima manfaat program MBG sudah hampir mencapai 20 juta orang. "Penerima manfaatnya sudah di atas 15 juta dan insya Allah akan mendekati angka 20 juta," katanya.
Presiden RI Prabowo Subianto meninjau program MBG di SDN Kedung Jaya 1 Bogor, Kota Bogor (sumber foto: Cahyo - Biro Pers Sekretariat Presiden)
- VIVA.co.id/Yeni Lestari
Dadan mengatakan pihaknya hanya fokus mengeluarkan anggaran untuk makanan MBG. Total anggaran yang sudah dikucurkan pemerintah untuk program MBG dengan dana APBN adalah senilai Rp 8,2 triliun.Â
"Jadi, MBG sendiri sampai sekarang baru menyerap Rp 8,2 triliun yang difokuskan hanya untuk memberi intervensi gizi. Sementara satuan pelayanannya merupakan bangunan yang dibangun oleh para mitra," jelas dia.
Sementara, lanjut Dadan, perputaran dana untuk membangun satu SPPG saat ini sudah mencapai Rp 28 triliun. Namun, dana tersebut tak berasal dari APBN, melainkan uang mitra.
"Ya jadi semuanya membangun sendiri dan kalau dihitung dengan uang apa yang mereka sudah lakukan itu satu satuan pelayanan itu membutuhkan kurang lebih antara Rp1,5 sampai Rp2 miliar. Jadi uang yang sudah beredar di masyarakat ini sudah triliun ya, sudah hampir Rp28 triliun," kata Dadan.
"Itu adalah bukan uang APBN tetapi uang mitra. Jadi kalau di daerah-daerah toko bangunan itu kebanjiran pembelian untuk bahan-bahan baku membangun SPPG itu murni uang dari para mitra," pungkasnya.