BGN Minta Maaf Kasus Ratusan Siswa di Kupang Keracunan MBG
- Jo Kenaru (NTT)
Kupang, VIVA – Badan Gizi Nasional (BGN) menyampaikan permohonan maaf kepada orang tua sejumlah murid SMP Negeri 8 Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), diduga korban keracunan makan bergizi gratis (MBG) di sekolah tersebut.
“Kami mengucapkan permintaan maaf kepada seluruh orang tua dari murid yang terdampak oleh keamanan pangan dalam proses makan bergizi gratis,” kata Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola BGN Tigor Pangaribuan saat konferensi pers di SMP Negeri 8 Kota Kupang, Senin, 4 Agustus 2025.
BGN bersama BPOM Pusat serta bersama Kantor Komunikasi Kepresidenan/Presidential Communication Office (PCO) sebelumnya telah meninjau langsung Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kelapa Lima I Kupang yang menyalurkan MBG ke sekolah tersebut.
Aktivitas di SPPG Lanud Adi Soemarmo untuk menyiapkan paket MBG
- VIVA.co.id/Fajar Sodiq (Solo)
Pihaknya juga menyampaikan prihatin atas kejadian yang menimpa sejumlah siswa dan siswi sekolah tersebut serta beberapa sekolah lainnya.
Oleh karena itu, ia menyatakan kedatangannya bersama BPOM dan pihak terkait ke Kota Kupang bertujuan melihat kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam program MBG untuk keperluan perbaikan.
“Kita lakukan terlebih dahulu instrospeksi internal, kenapa sehingga ini bisa terjadi, karena dapur atau SPPG yang memberikan pelayanan tersebut sudah dilakukan sejak 17 Februari lalu,” ujar Tigor
Ia menegaskan BGN pada dasarnya telah membuat aturan, SPO, atau petunjuk teknis dalam pelaksanaan MBG, dengan salah satu petunjuk teknis berupa memastikan bahan pangan yang disiapkan untuk anak-anak harus baik atau segar.
Selain itu, proses pengolahan juga diperhatikan dengan baik, yakni memastikan proses pengolahan makanan di SPPG harus sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan oleh BGN, termasuk proses distribusi.
“Jadi kita evaluasi satu demi satu, bahkan tadi sampai kita berdiskusi dengan ibu kepala sekolah terkait hal ini,” ungkapnya
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 140 siswa SMPN 8 Kupang, Nusa Tenggara Timur, mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa, 22 Juli 2025. Para siswa mengalami mual, muntah, hingga diare parah dan harus dilarikan ke tiga rumah sakit berbeda untuk mendapat penanganan medis.
Salah satu korban, Kesya Bella, siswi kelas 8, mengaku mulai merasakan gejala tak lama setelah menyantap makanan dari program MBG yang disediakan di sekolah. Menurut pengakuannya, makanan yang disajikan tercium bau tak sedap.
"Lauk sayuran berupa campuran kacang panjang, wortel, dan bunga pepaya tercium berbau asam dan kurang sedap, begitu pun dengan daging yang terlihat seperti telah berjamur, lauk tahu juga terasa asam saat dimakan, namun saya tetap menyantapnya hingga habis," tambahnya.
Kesya mengaku mengalami diare hingga lima kali sejak malam hari, disertai muntah-muntah. Namun, ia tetap berangkat ke sekolah keesokan harinya. Saat tiba di sekolah, kondisinya memburuk.
"Rasa sakit perut lebih menjadi-jadi dan tak tertahan disertai muntah-muntah hingga nyaris pingsan," tuturnya.
Kesya bukan satu-satunya korban. Sejumlah siswa lainnya mengalami gejala serupa, membuat para guru panik dan bergegas mengevakuasi para korban ke rumah sakit. Ketiga rumah sakit yang menangani para siswa adalah RS SK Lerik, RS Siloam, dan RS Mamami. Mayoritas siswa mendapatkan infus karena mengalami dehidrasi akibat muntah dan diare.