Gubernur Jateng Setop MBG di Sragen Buntut Ratusan Siswa Keracunan

Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi
Sumber :
  • Teguh Joko Sutrisno

Semarang, VIVA – Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi mengatakan, peristiwa keracunan makan bergizi gratis (MBG) di salah satu SD dan SMP Negeri di Gemolong, Kabupaten Sragen masih dalam pemeriksaan dan evaluasi bersama. 

Jadi Strategi Prabowo Lawan Korupsi, BKPM: Program MBG Sukses Putar Roda Ekonomi

Saat ini, sample makanan di dapur umum lokasi MBG daerah tersebut, sedang diperiksa di laboratorium milik Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah untuk mengetahui penyebab pastinya.

"Kita berhentikan dulu MBG-nya. Kita sudah buka posko terkait dengan kesehatan 24 jam. Sampai hari ini tidak ada yang dirawat inap, ia hanya rawat jalan. Hasilnya kita lab-kan. Tetapi kondisi anak-anak kita sudah sehat semua," kata Ahmad Luthfi saat ditemui di kampus Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, pada Rabu, 13 Agustus 2025.

Anggaran MBG pada 2026 Dipatok Lebih dari Rp 300 Triliun

Sembari menunggu hasil laboratorium, Satgas MBG Jateng bersama Dinas Kesehatan masih terus berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN). Untuk sementara waktu, aktivitas MBG yang disuplai oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang bersangkutan dihentikan.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yunita Dyah Suminar menambahkan peristiwa terkait MBG di Sragen mengakibatkan sekitar 196 anak keracunan. Ratusan anak tersebut sudah diperiksa dan mengalami gangguan pencernaan ringan.

Gubernur Jateng Respons Desakan Bupati Pati Mundur: Harus di DPRD

"Rawat jalan, tidak ada yang rawat inap, karena gangguan pencernaan ringan. Tetapi untuk penyebabnya memang belum diketahui. Sampel makanannya sekarang diperiksa di provinsi untuk melihat apa penyebabnya," katanya. 

Yunita menyatakan, Gubernur Ahmad Luthfi juga terus memantau perkembangan kasus tersebut. Pemprov Jateng juga sudah membuka posko layanan kesehatan selama 24 jam, untuk menerima aduan atau laporan lanjutan terkait peristiwa tersebut, terutama perkembangan anak-anak yang menjadi korban.

Dalam dua hari ini, pemeriksaan secara komprehensif akan dilakukan. Baik dari alat makan, dapur, bahan makanan, bahkan cara pengolahan sampai penyajian. Pihak SPPG juga akan dievaluasi oleh BGN  selaku instansi yang berwenang terkait program MBG.

"Sampai hari ini belum bisa disimpulkan di mana titik masalahnya. Nanti dilihat dari hasil laboratorium," ungkap Yunita.

Laporan: Teguh Joko Sutrisno/tvOne Semarang

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya