IHSG Anjlok Saat Reshuffle Sri Mulyani, Komisi XI DPR: Enggak Lama Akan Bangkit
- Yeni Lestari/VIVA
Jakarta, VIVA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok saat Presiden RI Prabowo Subianto me-reshuffle Sri Mulyani dari posisi Menteri Keuangan (Menkeu) pada Senin, 8 September 2025 kemarin.
Anggota Komisi XI DPR asal Fraksi Partai Golkar, Melchias Markus Mekeng menyebut penurunan IHSG itu merupakan hal yang wajar.
"Ya namanya pasar ya, pasar itu kan ada dinamika ya. Ada berita positif ada negatif," kata Mekeng kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 10 September 2025.
Meski anjlok, Mekeng menegaskan secara fundamental ekonomi Indonesia masih bagus. Dia pun meyakini, IHSG akan kembali bangkit.
"Tapi secara fundamental ekonomi kita kan masih bagus. Menurut saya sih ini enggak lama lagi ini akan bounce back. Dan ini juga peluang buat orang orang yang ambil di posisi baru," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 100,50 poin atau 1,28 persen pada penutupan perdagangan Senin, 8 September 2025. Koreksi tajam menyebabkan indeks domestik tersungkur ke level 7.766,85.
Penurunan terjadi setelah Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, mengumumkan Presiden Prabowo Subianto akan merombak (reshuffle) jajaran menteri di Kabinet Merah Putih pada Senin sore, 8 September 2025. Perubahan jajaran menteri didasari hasi pertimbangan daan evaluasi kinerja kabinetnya.
IHSG yang semula bergerak sideways di kisaran area 7.929 hingga 7.889 langsung terjun bebas ke level 7.766 yang sekaligus menjadi posisi terendah. Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 20,20 triliun dengan frekuensi transaksi sebanyak 2,23 juta kali.
“Sebelumnya indeks cenderung bergerak di teritori positif, namun seiring dengan adanya berita reshuffle atas sejumlah Menteri, termasuk Menteri Keuangan, membuat indeks berbalik melemah yang terutama disebabkan oleh tekanan pada saham perbankan,” tulis analis Phintraco Sekuritas dalam laporannya Senin, 8 September 2025.
Lebih lanjut, analis Phintraco Sekuritas menyoroti reaksi pasar terjadi akibat kekhawatiran akan terjadinya ketidakpastian dan perubahan kebijakan ekonomi. Investor diperkirakan akan mencermati kebijakan apa yang akan ditempuh oleh pejabat baru, apakah sesuai dengan harapan pasar dan berdampak positif terhadap ekonomi.