Awan Tebal Disertai Petir Bikin Panik Warga Bandung dan Garut, Ini Penjelasan BMKG

Awan tebal disertai kilatan cahaya di atas langit Garut
Sumber :
  • tvOne

Bandung, VIVA – Fenomena awan tebal disertai kilatan cahaya di atas langit Bandung dan Garut, Jawa Barat, menimbulkan kekhawatiran dan spekulasi warga bahwa terjadi erupsi gunung berapi. Fenomena itu direkam warga menggunakan kamera video telepon seluler pada Senin sore hingga malam hari, dan kemudian viral di media sosial.

Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu, menjelaskan fenomena itu merupakan proses pembentukan awan cumulonimbus yaitu awan vertikal yang tebal, padat, dan menjulang tinggi. Teguh menepis awan tebal itu merupakan abu vulkanik erupsi gunung berapi.

"Awan ini berpotensi menimbulkan badai petir, hujan deras, hingga angin kencang. Namun masyarakat tidak perlu panik, karena ini murni fenomena meteorologi, bukan aktivitas gunung berapi," kata Teguh, Selasa, 23 September 2025.

BMKG menepis kabar yang mengaitkan fenomena tersebut dengan aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Guntur, Gunung Papandayan maupun Gunung Salak. Ia menegaskan hal tersebut dipastikan hoaks.

"Dan masyarskat tetap diimabu untuk tetap waspada aka  cuaca ektrem dan terus memantau perkembangan dari BMKG, PVMBG dan BPBD," ujarnya

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Aah Anwar Saefuloh mengatakan kilatan cahaya disertai awan tebal memang terlihat di langit Garut pada Senin sore hingga malam hari.

Kilatan cahaya itu terlihat jelas menerangi langit Garut yang menjadi perhatian masyarakat, kemudian ramai-ramai direkam warga dengan kamera video telepon seluler. Fenomena itu tidak hanya menghebohkan warga Garut, tapi juga di daerah lainnya seperti di Kabupaten Bandung dan sekitarnya. 

Menurut Aah, fenomena tersebut merupakan fenomena awan Cumulonimbus dan bukan karena erupsi gunung api. Hal itu terjadi akibat akumulasi dan perbedaan muatan listrik di dalam awan badai, kristal es bermuatan positif terbawa ke puncak awan, sementara butiran air dan es yang lebih berat bermuatan negatif berkumpul di bagian bawah awan.

"Ketidakseimbangan muatan ini menimbulkan pelepasan energi listrik di dalam awan, sehingga muncul kilatan cahaya yang dikenal sebagai intra-cloud lightning atau sheet lightning," katanya.

Ia mengatakan fenomena itu merupakan kejadian alamiah yang umum terjadi di wilayah tropis, termasuk Indonesia. Ia membantah fenomena itu karena erupsi gunung berapi, pun dikaitkan dengan akan terjadi bencana besar. Menurutnya, anggapan itu tidak memiliki dasar ilmiah.

Begitu juga kilatan cahaya itu, kata dia, bukan erupsi gunung aktif di Garut, dan sampai saat ini kondisi di Gunung Guntur maupun Gunung Papandayan terus dipantau dengan status normal atau tidak ada aktivitas erupsi.

"Masyarakat agar tidak mudah percaya terhadap informasi yang tidak jelas sumbernya, pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG, PVMBG, dan BPBD Kabupaten Garut melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi," katanya. 

Laporan: Cepi Kurnia/tvOne Bandung

Prakiraan BMKG: Mayoritas Wilayah Indonesia Diguyur Hujan pada Hari Minggu