Balada Demo Anak SMA, Mau Bubar tapi Minta Dijajanin dan 'Diongkosin'

Massa pelajar SMA yang akan demo di DPRD Sumut.
Sumber :
  • VIVAnews/Putra Nasution

VIVA – Penolakan terhadap sejumlah rancangan Undang-Undang yang tak pro rakyat memicu unjuk rasa di berbagai wilayah. Pelajar SMA dan STM di Jakarta dan sekitarnya telah melakukan aksi unjuk rasa kemarin, Rabu, 25 September 2019 yang berakhir ricuh.

Kondisi Gaza Dinilai Sudah Sangat Genting, Ribuan Warga Indonesia Desak Dunia Hentikan Genosida di Palestina

Seolah enggak mau ketinggalan, para pelajar sekolah menengah atas (SMA) di Medan berniat melancarkan aksi unjuk rasa. Kakak-kakak mereka, para mahasiswa sudah menggelar aksi beberapa hari sebelumnya, pada Selasa 24 September 2019. Demo itu berakhir ricuh yang menyebabkan 56 orang diamankan. Salah satu yang terciduk merupakan terduga terorisme dan masuk DPO Densus 88 anti teror. "Massa yang diamankan baik itu dari orang sipil maupun mahasiswa itu ada 55. Di antara 51 mahasiswa, 4 non mahasiswa dan satu terduga anggota teroris," sebut Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja, dikutip dari VIVAnews.

Nah, hari ini Kamis 26 September 2019, para massa pelajar SMA berencana menggelar aksi unjuk rasa di DPRD Sumut di Jalan Imam Bonjol, Kota Medan. Tapi rencana itu berhasil dihentikan oleh Kepolisian. Massa pelajar berhasil dibujuk oleh pihak Kepolisian untuk menyudahi niat berdemo.

Ibas jadi Eksekutif Produser Film Gak Nyangka, Aliya Rajasa: Penuh Pesan Inspiratif!

Tapi, ada cerita menggelitik sebelum massa bersedia bubar. Melancarkan aksi di bawah terik matahari rupanya membuat para pelajar kehausan. Sebelum memenuhi permintaan pihak Kepolisian, mereka minta dibelikan minuman dingin. "Haus pak. Beli es," ucap mereka kompak.

Permintaan itu dipenuhi oleh polisi dengan memberikan satu dus air mineral cup yang langsung diserbu oleh para pelajar. Setelah itu, polisi kembali meminta mereka untuk pulang.

Libatkan 1,000 Siswa, Dinas Pendidikan Gelar Ruang Seni Siswa di 8 Lokasi

Tapi bukannya membubarkan diri, mereka malah mengajukan permintaan tambahan. "Carikan kami bus, pak. Biar bisa pulang," kata mereka. Kali ini permintaan itu dicuekin petugas. Enggak lama kemudian, muncul konvoi kawanan anak SMA lain sambil menggeber sepeda motor. Para pelajar yang berada di lokasi terpancing dan akhirnya membubarkan diri.

DPC GMNI Surabaya beri rekomendasi ke Sujahri Somar sebagai caketum DPP GMNI

DPC GMNI Surabaya Dukung Sujahri Somar, Risyad Pahlevi Gagal Jadi Ketum

DPC GMNI Surabaya telah menyerahkan surat rekomendasi kepada Sujahri Somar sebagai Calon Ketua Umum DPP GMNI masa bakti 2025-2028.

img_title
VIVA.co.id
27 Juli 2025