Jokowi: Pilkada Serentak Lebih Rumit dari Pemilu 2024

Presiden Jokowi membuka Rapat Konsolidasi Nasional Kesiapan Pilkada 2024
Sumber :
  • Youtube Setpres

Jakarta, VIVA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut Pilkada Serentak 2024 yang akan digelar sebentar lagi, tidak kalah rumit dengan penyelenggaraan Pemilu Serentak 2024 beberapa waktu lalu.

Indonesia Masuk 50 Besar Negara Paling Damai, Pengamat: Positif Tapi Belum Ideal

Demikian disampaikan Jokowi saat memberikan pengarahan dalam rapat konsolidasi nasional kesiapan Pilkada 2024 di JCC, Jakarta Pusat, pada Selasa, 20 Agustus 2024.

"Pilkada sebentar lagi akan kita selenggarakan, tidak kalah rumit dibanding Pemilu yang lalu. Ini Pilkada Serentak pertama kali, sekali dilaksanakan di 508 Kabupaten/kota dan 37 Provinsi. Ada sebanyak 203 juta pemilih di daftar pemilih sementara, atau tepatnya 203.920.554 pemilih," kata Jokowi.

Roy Suryo Gigit Jari! Penyelidikan Bareskrim Soal Ijazah Jokowi Tak Bermasalah

Presiden Jokowi membuka Rapat Konsolidasi Nasional Kesiapan Pilkada 2024

Photo :
  • Youtube Setpres

Kepala Negara mewanti-wanti agar permasalahan pada pelaksanaan pemilu sebelumnya tidak terulang kembali. Jokowi pun meminta KPU dan stakeholders terkait untuk saling bekerjasama.

Survei LSI Denny JA Sebut 74,6 Persen Publik Tak Percaya Isu Ijazah Palsu Jokowi, Ada 3 Alasan

"Saya hanya ingin menekankan masalah-masalah di masa lalu jangan sampai terulang lagi, yang berkaitan dengan pendaftaran pemilih, data pemilih yang tidak akurat, atau data terdaftar ganda, kemudian juga masalah distribusi logistik, penyimpanannya, kekurangan logistik. Hati-hati betul masalah ini," kata Jokowi.

Selain itu, kata dia, masalah pelaksanaan pemungutan suara, yang berkaitan dengan kerusakan alat dan surat suara, gangguan keamanan. “Artinya, keamanan dan kesehatan harus betul-betul kita perhatikan bersama-sama," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta itu. 

Jokowi juga menekankan pentingnya sosialisasi terkait proses perhitungan suara. Menurutnya, hal itu dilakukan untuk meminimalisir kesalahan dalam perhitungan suara.

"Sosialisasi sangat penting, selain itu juga pada proses perhitungan suara, kesalahan penghitungan suara, baik akibat oleh kesalahan manusia ataupun kesalahan sistem IT yang juga terjadi," pungkasnya.

Waketum TPUA Rizal Fadillah (kedua kiri) dan Bendum TPUA, Kurnia (kedua kanan)

Heboh Laporan Ijazah Palsu Jokowi Dihentikan Polisi, TPUA Ngamuk: Selayaknya Tidak Dihentikan!

TPUA menyatakan keberatan atas keputusan Bareskrim Polri yang menghentikan laporan dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo.

img_title
VIVA.co.id
1 Agustus 2025