Dinilai Berkinerja Buruk, Menko Yusril: Saya Tidak Akan Kecil Hati
- VIVA.co.id/Edwin Firdaus
Jakarta, VIVA – Sejumlah lembaga telah merilis hasil surveinya terhadap 100 hari kinerja para pembantu Presiden Prabowo Subianto. Beberapa menteri mendapat predikat terbaik, sebagian mendapat predikat terburuk sehingga pandang layak diganti.
Merespons itu, Menteri Koordinator bidang Hukum, HAM, Imigrasi dan Pemasyarakatan (Menko Kumham Imipas) Yusril Ihza Mahendra mengatakan, tugas menjadi pemimpin tidak mudah. Ditekankannya, seorang pemimpin berkewajiban untuk menyerap harapan seluruh rakyat.
"Pemimpin juga harus menunjukkan kepada rakyat, langkah apa yang harus ditempuh untuk mengatasi keadaan yang ada sekarang, untuk menuju hari depan yang lebih baik," kata Yusril melalui keterangan tertulis diterima Minggu, 16 Februari 2025.Â
Seperti diberitakan, di bidang hukum, Menko Yusril mendapat penilaian positif dalam beberapa survei. Lembaga Indikator Politik Indonesia menempatkan Yusril dalam daftar menteri yang dinilai baik oleh publik. Sedangkan survei Litbang Kompas mencatat bahwa 72,1 persen responden puas dengan kinerja pemerintah di bidang hukum secara keseluruhan.
Menko Kumham Imipas RI Yusril Ihza di Kantornya
- VIVA.co.id/Zendy Pradana
Namun, berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Menko Yusril memperoleh penilaian sebesar 1,6 persen dan masuk dalam kelompok menteri dengan kinerja yang buruk.Â
Atas perbedaan penilaian itu, Yusril menyatakan tidak risau. "Saya tidak akan merasa tersanjung kalau kinerja dinilai baik. Sebaliknya juga tidak akan kecil hati kalau kinerja dinilai buruk. Saya bekerja saja dengan hati nurani, pikiran, ilmu, dan pengalaman yang saya miliki," ujarnya.
Yusril menambahkan, ada kalanya pemimpin memutuskan sesuatu yang tidak populer di mata rakyat dengan membuat kebijakan yang melawan opini, dan bahkan bisa dituduh melawan kehendak rakyat.Â
"Pemimpin seperti itu, pada hemat saya, tidak selalu dianggap sebagai orang gila. Sebab, dia dijadikan pemimpin karena dia dianggap beda dengan rakyat kebanyakan," ujarnya.
Di sisi lain, Menko Yusril juga menuturkan, sosok pemimpin adalah manusia yang mampu melihat persoalan yang tidak terlihat di mata orang lain, apalagi di mata orang awam. Dia memutuskan sesuatu yang dampaknya baru terasa di masa depan.
"Awalnya mungkin dia disalahkan. Tetapi jauh di belakang hari, ternyata apa yang dia putuskan adalah benar. Tidak semua orang mampu memahami keputusan itu tepat, benar atau tidak. Bahkan kebanyakan manusia baru menyadari bahwa keputusan itu benar dan tepat ketika waktunya telah berlalu begitu lama," kata Yusril.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat, 10 Januari 2025
- VIVA.co.id/Yeni Lestari
Yusril mencontohkan, keputusan Presiden Prabowo memotong dan menghemat anggaran sekarang ini agar pemerintah bisa berinvestasi secara besar-besaran melalui Danantara, menuai kritik dari beberapa pihak. “Keputusan itu bisa dianggap tidak populer. Namun Presiden Prabowo punya keberanian besar mengambil keputusan itu demi masa depan perekonomian nasional yang lebih baik, khususnya dalam rangka mengejar pertumbuhan ekonomi 8 persen."Â
"Dampak keputusan Presiden itu baru akan dirasakan dan dinikmati beberapa tahun ke depan. Saya menganggap Presiden Prabowo benar-benar seorang pemimpin yang mampu melihat sesuatu yang tak terlihat orang lain," imbuh Yusril.