6 Calon Dubes RI Ikuti Uji Kelayakan Sesi 2 di DPR, Ini Daftarnya
- Antara FOTO
Jakarta, VIVA – Komisi I DPR RI menggelar fit and proper test atau uji kelayakan terhadap 12 calon duta besar (dubes) RI pada Sabtu, 5 Juli 2025. Adapun uji kelayakan tersebut dibagi ke dalam dua sesi.
Sebanyak 6 calon duta besar RI mengikuti uji kelayakan sesi dua yang dijadwalkan pukul 14.00 hingga 17.00 WIB.
Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sukamta menjelaskan keenam calon duta besar sudah hadir di Gedung DPR RI dan sedang mengikuti uji kelayakan di ruang rapat Komisi I.
"Ada (calon dubes) Belanda, Vietnam, Jenewa, Qatar, Abu Dhabi dan Brazil," kata Sukamta kepada wartawan.
Adapun beberapa duta besar yang hadir mengikuti uji kelayakan yaitu di antaranya Calon Dubes Oman (Muscat) Judha Nugraha, calon Dubes Vietnam (Hanoi) Adam Mulawarman Tugio, calon Dubes Belanda (Den Haag) Laurentius Amrih Jinangkung dan PTRI Jenewa Sidharto Reza Suryodipuro.
Sebagai informasi, Komisi I DPR RI menggelar fit and proper test atau uji kelayakan untuk calon duta besar (dubes) RI. Uji kelayakan itu digelar selama dua hari pada Sabtu, 5 Juli hingga Minggu, 6 Juli 2025. Sebanyak 24 calon dubes akan mengikuti uji kelayakan tersebut.
Ketua Komisi I DPR RI, Utut Adianto, mengatakan sebanyak 12 calon duta besar akan mengikuti uji kelayakan pada hari ini.
Uji kelayakan itu akan dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama akan dimulai pukul 10.00 hingga 13.00 WIB. Setelah itu, fit and proper test akan dilanjutkan kembali pukul 14.00 hingga 17.00 WIB.
Untuk 12 calon duta besar lainnya akan mengikuti uji kelayakan pada Minggu, 6 Juli 2025. Namun, ia tidak menjelaskan secara rinci siapa calon duta besar yang akan mengikuti uji kelayakan itu.
Sementara, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Budisatrio Djiwandono mengungkapkan beberapa materi akan menjadi pembahasan dalam uji kelayakan calon duta besar. Salah satunya yaitu para calon dubes yang akan diuji bakal memaparkan soal pemahaman mereka dengan negara yang akan ditempat.
"Ya kira-kira kami akan mendengarkan pemahaman calon duta besar negara-negara sahabat, ya tentu mengenai politik luar negeri Indonesia, tapi juga negara-negara yang mereka akan bertugas kita akan mendengarkan," kata Budi.